Rabu, 29 April 2015

Puisi Kisah Hidupku Hari Ini

Kisah Hidupku Hari Ini
Karya Arka'a

Ketika aku sedang rehat di taman
Sambil minum secangkir kopi disertai makanan ringan
Sayup-sayup terdengar di belakangku dari kejauhan
Seorang ibu sedang menuntun anaknya berjalan

Anak kecil itu tanpak penuh keceriaan
Meskipun masih sering jatuhan
Disertai suara tangisan bentuk kemanjaan
Tapi setelah bangkit dia tetap bergerak seperti penasaran
Mungkin dipikirannya tidak ingin diremehkan

Aku pun langsung membalikkan badan
Anak kecil itu telah membuat diriku penuh ketertarikan
Ku angkat pantatku dan langsung melakukan pendekatan
Setelah dekat aku tersenyum dan mengucapkan sapaan
Halo....siapa nama anak yang  tampan?
Sapaanku disambut dengan gumaman
Mungkin saja sebagai jawaban meskipun aku sendiri tidak mengerti apa yang dimaksudkan
Sampai sang ibu memberikan jawaban
Fatan om...namaku Fatan
Begitulah suara sang ibu yang aku dengarkan

Aku pun mengulurkan tangan
Sambil memberikan makanan ringan kepada Fatan yang tampan
Fatan pun langsung bergerak spontan
Mengambil makanan yang ku berikan
Tapi tiba-tiba dia mengubah gerakan tangan yang berisi jari-jari mungil menggemaskan
Setelah mendengar nada suara sang ibu yang memberikan teguran
Hayo....ambil dengan tangan bagus yang sopan
Rupanya Fatan menukar gerakan tangan kirinya dengan tangan kanan
Dia pun langsung memasukkan makanan ke mulutnya penuh keceriaan
Aku pun semakin penuh kekaguman
Setelah sang ibu mengucapkan terima kasih om mewakili Fatan yang masih ingusan

Aku pun terus memperhatikan Fatan meskipun jarak kami semakin berjauhan
Sayup-sayup masih terdengar suara sang ibu memberikan tuntunan
Dalam hatiku langsung terasa kepuasan
Aku pun langsung mengucapkan Alhamdulillah kehadirat Tuhan
Inilah bukti Anugerahmu yang tak terbantahkan
Ku dudukkan kembali kursi yang ku tinggalkan sesaaat tadi
Sambil melanjutkan minum kopi dengan tambahan iringan lagu melankolis kisah percintaan antar sesama insan ciptaaan Ilahi
Begitulah penutup kisahku hari ini.....(A3)

Puisi Pungli

Pungli
Karya Arka'a

Aduh..terulang lagi
Mau sekolah tapi masih ada pungli
Mungkinkah uang pemerintah tidak cukup lagi
Sehingga rakyat harus bantu membiayai
Lalu buat apa pajak dibayar selama ini?
Kemana semua kekayaan negeri yang dieksploitasi selama ini?
Sungguh menyedihkan sekali...

Katanya siswa sekolah sudah digratisi
Tapi pungli semakin menjadi-jadi
Pelaku pungli pandai bikin alibi
Ribuan alasan pembenaran dicari-cari
Koq..pungli seperti mau mencekik leher anak didik negeri ini

Buat apa gedung sekolah bertingkat
Kalau pungli terus mengikat
Buat apa sekolah dipasang air conditoner
Kalau pungli tidak dapat ditolerir
Buat apa sekolah nomor satu
Kalau pungli semakin menggebu-gebu
Oh Tuhan..tolonglah orang tuaku
Pungli hadir kayak hantu
Jika pungli tidak dapat dicegah
Buat apa bantuan dana operasional sekolah
Kalau pungli tidak dapat dicegah
Buat apa semua program pemerintah

Sekolah sudah mengajarkan hal yang salah
Mengajarkan siswa menjadi pungli sebagai tindakan yang sah
Pungli mengajarkan anak menjadi penjarah
Harus kemanakah pendidikan negeri ini diarah?
Kalau pendidik saja telah menjadi bedebah
Astaghfirullah, ampunilah pelaku pungli ya Allah...(A3)

Selasa, 28 April 2015

Puisi Innalillahi wa innailaihiroojiun


Puisi Innalillahi wa Innailaihirojiun

Innalillahi wa Innailaihirojiun
Karya Arka'a

Tersentak aku terbangun
Tanpa suara dan langsung tertegun
Mendengar suara keras minta ampun
Door....
Suara senjata perenggut nyawa menembus dada tanpa ampun

Tanpa ku sadari air mata mengalir sendiri
Rupanya anak manusia itu telah dieksekusi
Semua langsung terdiam sontak sunyi
Kecuali hanya bingung menyelimuti perasaan diri
Hanya mulut spontan langsung berucap Innalillahi wa innailaihirojiun kehadirat Ilahi

Tuhanku...
Ampunilah nyawa-nyawa ini
Aku sangat yakin mereka pun tidak menghendaki mati seperti ini
Tapi takdir-Mu telah ditetapi
Beginilah cara hidup mereka diakhiri
Tiada yang tahu kecuali Engkau sebagai Sang Pencipta itu sendiri

Oh..ibu pertiwi
Aku hanya bisa berkata dalam hati
Semoga pemimpin kami diampuni
Tanpa mereka sadari
Tangan-tangan mereka telah berubah sebagai jari-jari penentu takdir mati

Akhirnya aku hanya bisa menasihati diri sendiri
Jika menjadi pemimpin hendaklah bertanya dengan hati nurani
Disanalah sumber kebenaran sejati
Jika memang tidak ada pilihan lagi kecuali mati
Ucapkan Innalillahi wa innailaihirojiun sebagai bentuk kepasrahan diri.(A3)


Legalisasi Prostitusi





Legalisasi Prostutisi?
Oleh Arka'a

Legalisasi prostitusi?
ini bukan wacana tetapi ini pertanyaan yang masih menggantung dan perlu jawaban.
Sebagaimana publik telah mendengar Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan tentang perlunya diatur kembali legalisasi "LOKALISASI" prostitusi.

Pernyataan Ahok ini sebenarnya sebuah pertanyaan yang harus dijawab. Kapisitas untuk menjawabnya bukan lagi alim ulama, akademisi, dan politisi karena kompetensinya bukan lagi debat dalam ranah regulasi atau dalil agama.

Kapasitas menjawabnya sebenarnya langsung dalam bentuk menguji kompetensi. Pertanyaan Ahok itu tanpa disadari ditujukan kepada Presiden Jokowi. Jawaban Jokowi adalah sebuah jawaban "EKSEKUSI". Artinya, jika Jokowi menjawab "tidak" maka langsung sepi, tapi jika "Ya" maka investor "Germo" langsung beraksi. Tentu saja, dalil-dalil para kyai dan akademisi langsung basi. Meskipun agama melarang prostitusi,nikah mut'ah, hubungan sejenis, dan poliandri sebagai perbuatan demoralisasi atau asusila. Tapi jadinya, justru tak berguna.

Hal yang paling diwaspadai justru gerakan investor "GERMO" bukan hanya di DKI, tapi langsung meningkatkan investasi menyerang ke seluruh urat nadi wilayah NKRI ini.

Apakah prostitusi yang disebut ilegal berada di kos-kosan, hotel melati, rumah susun dan dipojok sepi akan hilang??? Nehi-nehi itulah jawabannya. Justru lebih berbahaya dari "Teori Tawon" yang selalu dijadikan alibi selama ini. Yang mengatakan ketika lokalisasi ditutup maka pelaku prostitusi akan liar di mana-mana. Yang terjadi justru Lokalisasi makin marak, hotel mewah makin mantap, dan penggiat prostitusi makin mengkristalisasi diri secara sistematis, masiv, terstruktur dengan alasan legalisasi. Dan tentu saja jika prostitusi dilegalisasi, maka selanjutnya judi dan minuman keras langsung menanti.

Lalu bagaimana dengan para akademisi dan tokoh religi. Mungkin mereka akan belajar lagi? Membuka-buka buku teori dan kitab suci tanpa bisa berbuat lagi. Meskipun ada riak tapi sudah tak berarus lagi, bahkan sebagian mulai menjadi "Pertapa" untuk menyepi.

Saya sangat mendukung langkah razia yang dilakukan ke tempat kos-kosan, hotel melati, dan apartemen kelas "mini" soal langkah pencegahan praktik prostitusi. Tapi saya juga berharap lakukan secara terintegrasi ke hotel-hotel mewah di negeri ini karena siapa tahu disanalah sarang sebenarnya terjadi. Mungkin bukan lagi golongan teri yang ada disana justru kelas "tenggiri"

Dukungan ini selaras dengan ajaran Islam yang saya amalkan saat ini.bahkan, Islam lebih jelas lagi, jangankan langsung sebagai tokoh eksplorasi apalagi eksploitasi dan praktisi, mendekati saja dilarang sama sekali. Jadi, berboncengan dengan lawan jenis bukan muhrim jelas dilarang, hanya saja mungkin regulasi masih belum mumpuni kecuali di provinsi DI Aceh. Mungkin juga bisa bikin pak polisi sibuk sekali karena akan merazia dan mengejar motor yang bukan lagi soal kelengkapan standarisasi berkendara, tetapi sibuk bertanya, muhrimkah anda?

Akhirnya, sekarang semua mata anak negeri masih menunggu jawaban jokowi atas pertanyaan Ahok yang sering muncul di televisi. Semoga saja JOKOWI mampu memberikan jawaban yang pasti sehingga negeri ini tidak terlalu ekstra mikir wacana ahok lagi. Wallahu'alam bissawab. (A3)

Puisi Tuli

Legalisasi prostitusi?
ini bukan wacana tetapi ini pertanyaan yang masih menggantung dan perlu jawaban. ... Lihat Selengkapnya


Puisi Tuli

Tuli
Karya Arka'a

Sudah berapa kali aku katakan
Tapi engkau tidak juga mendengarkan
Sampai mulutku terasa kaku
Tapi engkau tetap termangu
Lalu bagaimana caraku mengatakannya kepadamu?

Engkau ini memang lugu
Ataukah memang tidak ingin tahu
Ataukah hatimu memang telah membeku
Dimana-mana orang menyebut namamu
Kadangkala aku sendiri merasa tidak enak dan juga malu
Tapi apalah dayaku
Kuasa ada ditanganmu

Bukannya aku benci
Tapi justru karena aku peduli
Apakah kamu tidak mengerti
Dimana-mana orang melihat wajahmu penuh caci maki
Bahkan sebagian bilang kamu pemimpin tak punya hati nurani
Bukan hanya di negeri ini
Tapi juga di luar negeri

Bahkan ada yang membuat kakiku pun hampir tak sanggup berdiri
Ketika aku dengar mereka mengadakan demonstrasi
Mengatakan kalau kamu pemimpin yang sudah tidak mau mendengar makna kehidupan sebagai hak asasi
Kamu itu pemimpin yang tidak mau dinasihati
Kamu itu tuli.

Kalau sudah begini
Jangan kau panggil aku lagi
Semuanya sudah terlambat dan tak berarti lagi
Aku pun lebih baik menyepi
Biarlah negeri ini engkau urus sesuka hati
Aku hanya mampu berdoa kehadirat Ilahi
Semoga kejadian seperti ini tak terulang lagi
Hati dan pikiranmu terbuka suatu saat nanti
Artinya saat itu kamu sudah tidak tuli lagi. (A3

Puisi Gadget



Gadget
Karya Arka'a

Wah..sekarang hebat banget
Semua urusan cepat selesai dan tidak ribet
Urusan apa saja diselesaikan dengan sekelibet
Cet..langsung sampai tujuan tanpa halangan dan mampet
Itulah kecanggihan teknologi yang disebut gadget

Gadget bisa bikin orang manja
Bisa juga menjadi obat penglipur lara
Khususnya bagi mereka yang terlalu banyak beban di kepala
Tapi bisa juga bikin orang seperti pertapa
Meskipun duduk berdekatan tanpa berbicara apalagi tegur sapa
Rupanya mereka lagi asyik diskusi lewat dunia maya
Pantes saja sering senyum sehingga yang melihat sering timbul tanda tanya?
Ada apa ya?

Gadget bikin gereget
Tua muda sangat ngebet
Sampai anak-anak sering bikin orang tua mereka mumet
Minta dibelikan gadget supaya tidak disebut gagap teknologi terasing sendiri
Wah..harus dibeli
Supaya orang tua tidak jatuh gengsi
Mungkin juga tanpa disadari
Kalau diri telah jadi korban teknologi
Anak tak tahu kalau orang tua cari uang setengah mati
sungguh terasa sakitnya Tuh di sini!
Pusing dech kepala baby! (A3)

Puisi Salam Tiga Jari

Salam Tiga Jari
Karya Arka'a

Salam Tiga Jari....
Begitulah kata Presiden Jokowi
Jari-jari yang menentukan nasib perjalanan negeri ini

Jari pertama mental harus direvolusi
Rusak...rusak..rusak sekali
mental anak negeri selama ini
Sekolah tinggi-tinggi
Bikin rusak negeri
Korupsi dan menjadi mafia sudah menjadi tradisi
Aduh..kalau terus dibiarkan bagini
Bisa-bisa dijual ini negeri

Jari kedua birokrasi harus ditata
Masak ngurus sesuatu harus pakai katebelece segala
Belum lagi pelayanannya ribet luar biasa
Apalagi menunggu hasilnya
Entah kapan selesainya
Bikin malu negeri di mata dunia aja....

Jari ketiga harus berantas narkoba
Pekerjaan ini memang harus ekstra
Karena ini telah merusak anak bangsa
Korban narkoba dimana-mana
Jaringannya luar biasa
Bahkan, jangan bilang siapa-siapa ya!
Ssst...aparat negara juga terlibat di dalamnya
Makanya harus hati-hati dan waspada

Rasanya tiga jari harus ditambah lagi
Biar mantap dalam menampar pipi para perusak negeri
Apalagi untuk menandatangani pemberian sanksi
Bagi para bandit yang memang sudah tidak layak dimaafkan lagi
Misalnya minta grasi atas keputusan hukum yang telah ditetapkan mahkamah justisi
Jari inilah yang disebut jari-jari pemutus eksekusi hukuman mati

Hayo kira-kira siapa yang mengharapkan jari terakhir ini? (A3)

Puisi Hukuman Mati


Puisi Hukuman Mati

Hukuman Mati
Karya Arka'a

Bapak...
Memang aku ini koplak
Tidak menurut dan suka berontak
Melakukan perbuatan yang tidak-tidak
Tapi aku ini juga masih memiliki otak
Masih memiliki kepedulian atas pentingnya sebuah hak
Itulah hak hidup sampai datangnya keputusan sang penguasa yang paling berhak

Bapak...
Mungkin hidup ini memang tidak berpihak
Hukuman yang kami terima sudah tidak bisa ditolak
Artinya sudah tidak ada lagi kata tidak
Karena perkataan Bapak adalah kehendak
Disinilah takdir harus berkata mutlak
Hidup kami akan berakhir di tentukan pemburu nyawa yang disebut regu penembak
Door....tanpa gejolak
Door....rasa sakit luar bisa tapi tak bisa berteriak
Door....sudah tidak bergerak

Bapak....
Matilah aku..
Air mata keluarga pun tersibak
Tapi aku mati bukan atas kehendak
Matiku sebagai sebuah hukuman dari keputusan sang Bapak
Beberapa kali ku minta keputusan yang bijak
Tapi bapak tetap menolak

Bapak....
Kini aku telah mati
Sebagai sebuah konsekuensi
Sebuah hukuman yang bapak sebut hukuman mati
Aku hanya berdoa
Semoga ketika bapak menghadapi sakratul maut nanti
Bapak tidak memanggil aku lagi
Karena bapak pun sudah mengerti
Bahwa memimpin juga memiliki konsekuensi
Aku juga berharap kita tidak senasib nanti
Sama-sama disiksa melebihi sakitnya hukuman mati. (A3)

24 April

Kamis, 23 April 2015

Puisi Kartini

Kartini
Karya Arka'a

Kartini
Sudah menjadi histori
Lahir dari keluarga priyayi
Pada masa penjajahan tirani
Sang Belanda ngomong overdomme kalau sedang memarahi
Rakyat langsung disiksa kalau tidak menuruti

Kartini memang telah lama mati
Dia disebut pahlawan emansipasi
Meskipun Kartini tidak mengharapkan semua apresiasi
Apalagi jadi pahlawan negeri ini
Bagi Kartini semua orang harus bebas belajar sendiri
Sehingga nasibnya tidak membebani
Apalagi jadi budak di negeri sendiri

Kartini hanyalah sebuah bukti
Kalau berjuang sepenuh hati
Semua orang pasti layak mendapatkan kesuksesan yang membanggakan diri
Tidak mudah putus asa apalagi prustasi
Sehingga bekerja melacurkan diri
Sungguh menyedihkan sekali

Kartini jangan disalaharti
Bukan bergaya hidup seperti kaum liberalisasi
Emansipasi hanya alat tidak mau kalah dengan laki-laki
Kerjanya hanya membantah perintah suami
Sehingga kehormatan keluarga menjadi tidak harmoni

Kartini lama hanya kisah sejarah semata
Kartini modern ada dimana-mana
Berprofesi tidak hanya sebagai ibu rumah tangga semata

Kartini moderen telah berubah menjadi pemimpin negara
Terbukti mampu mengalahkan politik pria
Tapi pulang ke rumah tetap menjadi seorang istri yang bijaksana
Melayani keluarga sesuai perintah agama. (A3)

Puisi Begitu Aja Repot

Begitu Aja Repot
Karya Arka'a

Alah....
Kamu payah
Tidak suka tantangan
Lebih suka tentengan
Kapan kamu akan menang
Kalau tidak mau jadi penantang

Alah....
Kamu bikin gerah
Belum apa-apa sudah nyerah
Kapan kamu bisa bantah
Belun apa-apa sudah pasrah
Bagaimana nasib mau berubah

Alah...
Kenapa kamu mengkerut
Apa kamu mau disebut penakut
Badan saja besar tapi pengecut
Kalau begini susah disebut
Belum apa-apa sudah meliut

Alah....
Kenapa kamu jadi bolot
Pejabat yang tidak pro rakyat langsung aja dicopot
Begitu aja koq repot.(A3)

Puisi Borokrasi

Borokrasi
Karya Arka'a

Belum banyak berubah mental pegawai negeri ini
Masih tetap sama seperti zaman kolonialisasi
Minta dilayani dan bukan melayani
Padahal mereka dibayar dari pajak rakyat negeri ini

Mungkin tidaklah salah sebagaimana kata para akademisi
Bagaimana kondisi birokrasi selama ini
Jika bisa dipersulit mengapa harus dimudahkan telah menjadi seperti pandangan filosofi
Oh..edan tenan ini

Barangkali Kartini akan bersedih hati
Atau mungkin juga Soekarno minta dibangkitkan ke dunia lagi
Bahkan Habibie yang katanya manusia terpintar tidak bisa mengubah semua ini
Sampailah ke Era Jokowi
Tapi birokrasi seperti tak berubah sama sekali
Lambat melayani tapi gosip cepat ditanggapi
Walah...menyedihkan sekali

Birokrasi bergaya priyayi
Mungkin itu lebih tepat disebutkan dalam kisah ini
Anda ingin cepat dilayani
Tapi semua ada nilai sebagai sebuah kompensasi
Tidak ada gratis di negeri ini
Korupsi, kolusi, dan nepotisme letakkan dalam laci

Benarlah kata orang bijak negeri ini
Datanglah suatu zaman yang pasti tidak kamu sukai
Itulah zaman edan penuh orang tidak sadar diri
Pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme dipuji
Sedangkan penegak kebenaran justru dicaci dan dibenci
Dan zaman itulah kita sekarang ini
Birokrasi bermental priyayi lebih tepat disebut borokrasi. (A3)

Minggu, 19 April 2015

Puisi Nah lho...

Nah..lho
Karya Arka'a

Nah.. lho
Muncul lagi
Bikin sensasi
Bikin komentar sana sini
Ingin legalkan minuman keras dan prostitusi
Mungkin ingin ngetop juga nie...

Nah lho..
Datang lagi
Kayak mimpi
Ngomong kog nggak main pikir kali..
Atau memang nggak ada isinya
Boleh jadi..
Wong jadi saja..hanya sebagai pengganti

Nah lho...
Sebentar lagi legalkan judi
Ribuan alasan dicari-cari
Mungkin minta dikaji para akademisi
Biar mantap bisa juga minta fatwa
tokoh religi
Biar dibilang gila negeri ini...

Nah lho..
Kita tunggu aja nanti..
Pasti bikin ulah lagi..
Hi..hi..hi.(A3)

Puisi Ketika Raja Bertitah

Ketika Raja Bertitah Rakyat Payah

Ketik..ketik..kaki raja
Titi tatah... raja bertitah
Bruah..bruah...rakyat bakal payah
Tidak diturut..hidup bakal butut
Kalau nurut  hidup bakal cium bau kentut

Wahai rakyat..
Apa kamu berani bantah!

Ampun tuanku...apa yang hendak baginda titah
Hamba nunggu perintah
Asal jangan payah..payah
Kuping kami sudah mau pecah
Terlalu banyak perintah
Kami turut tetap susah
Sementara baginda dapat harta berlimpah Ruah
Wah..wah..wah

Wahai Rakyat..
Apa katamu
Apa kamu berani bantah!

Ampun tuanku..Apalagi yang hendak baginda titah
Lama-lama kami mulai gelisah
Kami hidup payah
Sementara baginda bergelimang mewah
Wah..wah..wah

Weleh..weleh..ini raja koq ngoyo
Apa kamu mau kami panggil sontoloyo
Kami ganti Raja jadi benaul yang ngoyo
Yo..yo..yo...

Payah..payah...
Raja koq nggak henti bertitah
Apakah dia dalam keadaan gelisah
Jabatan sudah bakal berpisah
Apakah dia takut kehilangan istana
Bakal menjadi rakyat biasa
Berjalan sendiri tanpa tegur sapa
Karena rakyat sudah lupa
selama memimpin hanya bikin beban nestapa

Berhentilah bertitah
Ucapkan salam berpisah
Sebelum rakyat marah
marah..marah..marah...bubrah
Lalu pecah belah.
Wah..wah..wah

Puisi Bahagia

Bahagia
Karya Arka'a

Bahagia hak semua manusia
Senyumlah dimana saja
Jika perlu engkau tertawa terbahak-bahak sampai semua orang bertanya
Ada apa?
Ha..ha..ha

Dunia bergairah karena tawa
Tua muda saling menyapa
Perbedaan nasib hidup hal biasa
Jadi tertawalah mumpung belum ada yang melarangnya
Berbahagialah jika engkau masih bisa tertawa
Ha..ha..ha

Puncak bahagia ketika engkau ingin meninggalkan dunia
Malaikat maut datang menyapa
Wahai hamba aku datang laksanakan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa
Apakah anda sudah siap untuk menghadap sang Maha Kuasa
Jika anda menyambut dengan salam bahagia
Maka kematian bukanlah suatu yang menyiksa
Tergoreslah aura senyum diwajah yang sudah tidak bernyawa
Sehingga keluarlah kalimah laa ilaha illallah muhammadarrosyulullah sebagai penutup kehidupan seorang manusia
Khusnol khotimah derajat yang akan diraihnya.

Kematian tanda berakhir kisah bahagia
Terputuslah hubungan seorang hamba dengan dunia
Saat itulah tidak akan terdengar lagi suara tawa
Ha..ha..ha
Supaya orang tidak salah memahaminya
Ha..ha..ha.. (A3)

Selasa, 14 April 2015

Puisi Pertapa

Pertapa
Karya Arka'a

Pertapa....
Hidup berkelana
Berjalan tanpa berkata
Memasuki hutan belantara
Tinggal di gua-gua
Duduk bersila
Menutup mata
Tanpa kata-kata
Khusu'kan diri kepada Yang Maha Kuasa
Membaca mantra-mantra

Pertapa....
Tinggalkan semua kesenangan dunia
Tanpa harta, tahta apalagi wanita
Kosongkan pikiran dari semua goda
Memakan ala kadarnya
Dengan harapan segala pengorbanan akan dibalas Tuhan secepatnya

Pertapa.....
Tiba-tiba mendengar suara
Bisikan halus melalui telinga dan langsung bertanya
Hai..pertapa
Apa maksud kedatangan anda?

Pertapa.....
Langsung menjawab tanpa suara
Aku datang tanpa takut semua derita
Aku datang ingin hidup sempurna
Seperti para dewata di surga nirwana

Pertapa.....
Kaget luar biasa
Mendengar suara bentakan menggetarkan jiwa
Angkat pantatmu segera
Urus anak istrimu di rumah sana
Jangan buat mereka menderita
kesempurnaan hanya didapat jika engkau mau bekerja
Sehingga Tuhan akan memberi semua yang engkau minta
Disini bukan tempatnya!

Dasar pertapa gila....
Manusia tidak berguna
Bikin repot Tuhan saja
Pergi sana!

Lari.......
Hanya itu ucapan terakhir sang pertapa
Tidak ada yang tahu kisah selanjutnya.



Senin, 13 April 2015

Puisi Secangkir Kopi


Secangkir Kopi
Karya Arka'a

Hidup ini jangan dipersulit
Mikir masalah berbelit-belit
Seperti orang yang terkena sembelit
Atau hidup selalu pelit
Kaya tapi senantiasa disiksa penyakit

Hidup ini boleh bermimpi
Sebelum dilarang pak polisi
Kembangkan diri dengan penuh prestasi
Bikin karya dengan berbagai kreasi
Munculkan ide melalui secangkir kopi

Minum kopi harus dinikmati
Hirup dengan bibir sambil berimajinasi
Angkat gelasnya seperti sebuah tropi
Menggambarkan ambisi yang penuh gengsi

Secangkir kopi buktikan nilai diri
Gaya hidup mulai petani sampai pejabat tinggi
Lepaskan penat rehatkan diri
Minum kopi semakin lebih berarti
Ketika hati senang bersama orang yang dicintai
Adrenalin pun langsung meninggi
Apalagi diiringi musik penghibur hati

Aha....ini namanya secangkir kopi penuh sensasi
Teranglah dunia ini. (A3)

Puisi Gembok


Puisi Gembok

Gembok
Karya Arka'a

Tak banyak cerita
Selalu setia
Mengikuti perintah saja

Tak banyak berjanji
Selalu menepati
Mengikuti instruksi

Akulah gembok
Mengunci serekat tembok
Kadangkala aku digebok
Tapi aku tidak peduli meski harus rontok
Siapa takut bok?

Aku hanya menjalankan perintah
Tidak pernah membantah
Ketika mengunci akan ku kunci sampai tubuhku patah
Kalau terbuka akan ku buka sebebasnya sampai kamu tak suka

Tapi awas gembok tidak bisa disalah
Ketika kunci patah
Sementara kamu terkunci di dalam rumah
Siap-siap saja berteriak sekuat tenaga sampai muntah-muntah
Gembok tidak bisa membantah perintah
Setia sampai dipukul dan patah-patah
Itulah bukti bahwa gembok tidak pernah mengingkari sumpah.

Gembok paling bahagia
Ketika mengunci para penjahat dan mafia dipenjara
Atau para pejabat yang melanggar sumpah jabatannya
Sampai karat hati gembok tidak ingin dibuka

Hayo...
Siapa yang mau gembok kunci selamanya?
Sampai habis nyawanya dan tinggal tulang belulang saja

Siapa berani?
Gembok menanti dengan senang hati
Akan ku kunci sampai mati
Bukti gembok setia tak pernah ingkar janji. (A3)

Puisi Ujian Nasional

Ujian Nasional
Karya Arka'a

Wah..luar biasa
Banyak siswa rajin membaca
Belajar kelompok dan diskusi bersama
Bahkan rajin berdoa
Ini sebenarnya ada apa?
Oh..ternyata mau ujian nasional kelulusan saja

Buku yang selama ini dimusuhi
Pulang sekolah diletakkan tanpa diperhati
Disuruh tidur sepanjang hari
Sekarang justru dicari-cari
Dielusi dan dibolak balik sampai robek sendiri
Luar biasa....
Fenoemana sosial menarik ini

Para ibu lebih serius lagi
Seolah-olah dirinya yang mau ujian nanti
Anak-anak mereka langsung dimarahi
Sehingga setiap belajar anak selalu ditemani
Sambil mengunyah makanan ringan biar tidak stres tinggi

Oh..kasian sekali jika anak tidak memahami
Karena para ibu juga ingin lulus ujian diri
Supaya tidak dimarahi para suami
Anak lulus maka ibu mulus
Tidak segan-segan minta suami tambahkan fulus

Ujian kelulusan dengan komputerisasi
Kejar prestasi biar dikira tidak gagap teknologi
Naikkan harga diri negeri
Bina generasi yang mampu berkompetisi di era globalisasi
Lalu..bagaimana dengan siswa di ujung negeri?
Sekolah saja jalan kaki
Tanpa alas kaki apalagi komputerisasi
Sungguh menyedihkan sekali.
Komputerisasi mimpi kali....

Hayo..siswa raih nilai bagus
Jangan nyontek nanti nilaimu hangus
Meski lulus tapi harga diri negerimu kurang bagus
Disebutlah negeri penghasil kader berakal bulus
Bakat penipu mulai terendus
Sehingga ujian nasional pun ternoda
Pak menteri merasa terhina
Akhirnya mau salahkan siapa?
Mungkinkah komputer dikambinghitamkan juga
Alah...bikin malu aja.(A3)

Senin, 06 April 2015

Puisi Nenek Suprihatin

Nenek Suprihatin
Karya Arka'a

Sudah dua hari ku lihat nenek suprihatin duduk merenung diri
Sesekali dia berdiri tapi duduk lagi
Tampak guratan wajah tuanya menggambarkan ke gelisahan hati
Tapi dia tidak mau berbagi
Entah apa yang sedang dia pikiri

Ku beranikan diri mendekati
Ucapkan salam perkenalkan diri
Setelah dekat ku bertanya mencoba memahami
Satu pertanyaan dari hati ke hati

Nek...kenapa duduk sendiri?
Nenek suprihatin pun mulai bereaksi
Tiba-tiba terdengar suara tua bergetar dari mulut yang sudah tidak bergigi

Cucuku...
Dengarkan nasihat nenek ini
Janganlah kamu seperti pejabat negeri ini
Tidak lama lagi nenek akan mati
Selama hidup nenek selalu menerima takdir hidup sesuai kehendak pencipta alam ini
Nama nenek pun suprihatin sejak masih bayi
Nama ini memang sudah menjadi gambaran garis hidup nenek sampai mati
Penuh prihatin dan puasa diri

Cucuku...
Belum pernah nenek mengalami nasib separah sekarang ini
Nenek sedih melihat kondisi negeri ini
Zaman nenek meskipun hidup dalam penjajahan dan tirani
Tapi alam masih banyak menyediakan makanan untuk dinikmati
Orang-orang masih saling peduli
Sementara kini
Harga semua kebutuhan hidup melambung tinggi
Pemerintah semakin tidak peduli
Para pejabat kikir mikir diri sendiri
Lebih memprihatinkan daripada suprihatin ini
Kondisi beginilah yang semakin mempercepat kita ingin mati

Selesai mengucapkan kata mati
Tiba-tiba tubuh nenek Suprihatin tersungkur ke bumi
Rupanya kata mati adalah kata terakhir diucapi
Nenek Suprihatin memang tidak bernafas lagi
Mungkin sudah tidak sanggup menanggung beban hidup ini
Sekarang nenek Suprihatin telah pergi

Mungkinkah nasib Suprihatin akan diwarisi anak negeri ini?

Ihh..ngeri! (A3)

Minggu, 05 April 2015

Puisi Sumpah

SUMPAH
Karya Arka'a ahmad Agin
(Hadiah buat Dian dan Kawan2 Sastra Indonesia 94 UGM)

Ketika Kata sumpah telah terucap, maka getaran energi nurani mengelegar bagaikan suara Tuhan kepada Musa. Ketika Sumpah telah di keluarkan. maka gelora cinta dan murka bersambutan.
Ketika sumpah telah didengarkan. maka keceriaan dan kebingungan serta kebisuan nanar.

entahlah.....
apakah sumpah memang pilihan ataukah bualan..?
aku tak tahu...

entahlah....
apakah sumpah memang perkataan tuhan ataukah perkataan kesesatan..?
aku tak tahu...

Yang jelas sumpah adalah warna-warni dunia ini
yang jelas sumpah adalah penabuh musik yang mempesona dunia ini
yang jelas sumpah adalah pendobrak perubahan dunia ini
yang jelas sumpah adalah penghancur dunia ini

Tanpa sumpah tak ada dinamika
Tanpa sumpah dunia kosong belaka
Tanpa sumpah kita bukan siapa-siapa
Tanpa sumpah Tuhan pun bukan apa-apa

Puisi Da'i Sertifikasi

Da'i Sertifikasi
Karya Arka'a

Aku ini da'i
Ceramah agama kesana kemari
Kerjaku sibuk ngisi pengajian siraman rohani
Ngaji dunia dan ngaji penghasilan diri
Ya..harap dimaklumi
Namanya saja da'i

Aku ini Da'i
Sangat ngetop di televisi
Hampir setiap hari jadwal penuh terisi
Sehingga kerjaku sepadat selebriti
Rezeki datang kanan kiri
Ya..hitung-hitung bisa penuhi pundi-pundi
Harap dimaklumi
Namanya saja da'i selebriti

Aku ini da'i
Dakwah jangan sembarangan lagi
Harus memahami ilmu agama sampai mumpuni
Ditambah lagi harus bersertifikasi
Biar ummat tidak ragu nanti
Sehingga pundi-pundi makin terisi
Harap dimaklumi
Namanya saja da'i bersertifikasi

Aku ini da'i
Meskipun dakwah diawasi
Sertifikasi menambah percaya diri
Ceramah sani sini tidak dilarang pak polisi
Penghasilan pun tidak diganggui
Sehingga istri dirumah tidak cemas hati
Harap dimaklumi
Namanya da'i terlegalisasi

Aku ini da'i
Sertifikasi ini memiliki arti
Jangan sampai lagi mengisi tausiyah penenang hati
Tiba-tiba jamaah minta berhenti
Maaf pak ustadz apakah anda sudah bersertifikasi
Wah..bahaya ini
Bisa-bisa diblokir dan dieleminasi
Harap dimaklumi
Namanya saja da'i berdasi

Aku ini da'i
Sertifikasi ini sebagai modal diri
Bukan hanya buat di dunia ini
Tapi juga dibawa sampai mati
Sebagai jaminan waktu sidang kuburan dan mahsyar nanti
Sehingga malaikat tidak berani semena-mena diri
Bahkan segan setengah mati
Setelah tahu kalau aku ini seorang da'i bersertifikasi

Wahai ummat dunia ini
Mungkinkah Tuhan mau diajak kolusi?
Hanya gara-gara sertikat seorang da'i
Mungkin ini namanya Tuhan Imajinasi
Tuhan yang mereka rekayasa sendiri
Luar biasa orang-orang ini.(A3)

Puisi Teroris

Teroris
Karya Arka'a

Semakin lama dunia ini terasa semakin sempit
Sesak penuh tekanan hidup
Sulit melilit terbelit pada tali-tali rapuh yang membuatku lumpuh

Otakku mau pecah keluar dari tengkorak kepalaku cair memutih seperti nanah
Bukan membuatku semakin genah dengan ribuan pemahaman yang sebenarnya hasil penafsiran yang tidak jarang membingungkan
Aku berlari tak karuan arah
Entahlah...

Mereka selalu ingin marah
Selalu menyumpah dengan pandangan mata memerah
Semua yang berbeda langsung disebut musuh Allah
Kafir bedebah penuh dosa dan fitnah
Semua ingin diterjang terjungkal kalau berani membantah

Aku ingin terbebas dari segala tirani yang mengiris-ngiris saraf kesadaran diri ini
Meneror jiwaku melalui doktrin-doktrin yang mengekang dengan rayuan hawa kebenaran
Seolah-olah engkau adalah perwakilan tuhan yang datang membawa keselamatan

Ternyata...semua dongeng belaka
Semua itu omong kosong
Doktrin yang kau sebut ideologis itu telah berubah menjadi senjata pembunuh secara bengis
Sadis tanpa belas kasihan jauh dari nilai agamis
Justru engkau datang sebagai iblis
Dimana-mana membuat para istri dan anak-anak menangis
Setelah melihat darah orang yang mereka cintai terbunuh mengalir berbau amis

Oh..inilah yang dinamakan kezaliman yang menjauhkan dari nilai-nilai kemanusia
Kau kejam melebihi tangan Tuhan
Inilah kekejaman yang tragis
Sadarlah..sungguh engkau memang benar seorang teroris.

Puisi Kereta Dewa

Kereta Dewa
Karya Arka'a

Aku harus meneruskan perjalanan ini
Lelah berkeringat sebagai sebuah konsekuensi
Cita-cita ini harus mampu terwujud sebagai kisah nyata yang harus kuwarisi
Terukir sebagai prasasti diri yang mampu menggugah kesadaran anak negeri

Aku tidak boleh menepi
Bahkan menoleh ke belakang lagi
Meski terdengar suara lantang yang mampu menggoda diri
Lari..lari sekencang tiupan angin
Tinggal sedikit lagi
Dan itu pasti

Ambilkan kereta dewa yang telah lama terparkir di istana raja
Naikkan dengan gagah berani tanpa banyak bicara
Rakyat telah lama menanti pembagian roti kehidupan penenang diri
Bagikan..
Lalu katakan dengan pasti
Akulah pengendali kereta dewa saat ini
Jangan berduka lagi
Aku pasti datang membawa lebih banyak roti
Hayo..gabung sini

Setapak lagi..
Kursi itu pasti ku duduki
Aku akan berkeliling dengan kereta dewa yang akan mengantarku mewujudkan mimpi menjadi kisah nyata tak terbantah
Terukir menjadi prasasti yang dapat ku warisi

Lari...
Paculah kereta dewa tanpa suara
Biarkan mereka terlena dalam pesta pora ditemani para wanita
Biarkan mereka mau berkata apa
Anggap saja sebagai omong kosong belaka
Sehingga semua lawan tidak sempat menerka
Ke arah mana tujuanmu sebenarnya
Sebelum mencapai istana

Aku tak boleh banyak tertawa apalagi bercerita
Nah...di sana
Mulai tampak bayangannya
Kencangkan lagi laju kereta dewa. (A3)

Rabu, 01 April 2015

Puisi Lupalalulali


Lupalalulali
Karya Arka'a

Lupalalulali
Lupa lalu lali
Lali lalu lupa
Lalu lali lupa
Lalu lupa la la la
Lali lalu la la la
La la la li li li
Lala lili lulu
Lulu lupa lala
Lala lalu lupa lili
Lili lupa lulu
Lala lupa lili
Lupa lupa lupa
Ya ampun lupakanlah. (A3)

Puisi Bebas

Bebas
Karya Arka'a

Kemana pun engkau bergerak harus bebas
Tanpa ada yang mengawas
Berlari tanpa batas
Segala penghalang harus diretas
Inilah namanya kemerdekaan penuh napas
Dan jangan sampai dirampas

Kebebasan itu jadi mahal
Kalau negeri ini dipenuhi para pemimpin berjiwa abu jahal
Masyarakat jadi tertekan karena ditekan penjahat nakal
Sehingga jadilah negeri ini sebagai negeri abal-abal

Kebebasan adalah hak asasi nomor satu
Tidak mengekang apalagi berusaha membelenggu
Yang membuat semua orang jadi dungu
Rakyat harus bersatu
Dari semua pemimpin yang suka menipu

Kebebasan itu hak
Mulai dari tua renta sampai anak-anak
Siapa yang menghalang harus ditolak
Apalagi mencoba untuk mengungkung dan menahan harus digebrak

Kebebasan berarti kemerdekaan
Bung...inilah waktumu
Jangan ditunggu sebelum terbelenggu
Lawan sebelum ditawan
Maka engkau akan dikenang sebagai pahlawan. (A3)

Puisi Bahagia

Bahagia
Karya Arka'a

Ha..ha..ha..ha
Suara tawa
Spontan tak terduga
Mulut menganga
Tanda bahagia

Ha..ha..ha..ha
Terdengar dimana-mana
Seperti orkestra
Satu irama paduan suara
Tanda bahagia

Ha..ha..ha..ha
Semakin gaduh saja
Tapi kali ini agak beda
Ada yang menangis juga
Oh..coba kau lihat sebenarnya
Oh..pantesan saja
Ini bukan bahagia tapi hilang akalnya
Wong ini rumah sakit jiwa
Kumpulan orang gila
Siapa takut untuk tertawa

Ha..ha..ha..ha
Huss..enggak enak terdengar tetangga! (A3)

Puisi Sapin Efek

Sarpin Efek
Karya Arka'a

Tok..tok..tok
Sarpin mengetok
Langsung muncul banyak kokok
Masyarakat tertohok
Langsung arah berbelok
Tersangka korupsi langsung berkokok
Kuku keluuuuk...kok

Tok..tok..tok
Ketok sarpin munculkan efek
Pek. Kepek..kepek..pek
Langsung pemberantas korupsi lembek
Kayak adonan sagu cair dicolek
Sementara pelaku korupsi yang bau kelek
Langsung bersolek

Tok..tok..tok
Para mafia langsung mengolok
Dengan gagah berani menyerang seperti mabok
Pencegah korupsi diobok-obok
Langsung tersungkur seperti kena tohok
Aktivis korupsi bonyok-bonyok

Tok..tok..tok
Kini para mafia makin berani berkokok
Langsung terang-terangan mencolok
Kemana-mana bergerak gagah berani seperti ayam jago
Langsung berkokok dan menerkam siapa saja yang dianggap tidak cocok
Biar tak berkutik dan langsung dikocok-kocok
Supaya terkesan bersih setelah dicebok

Sarpin..oh..sarpin
Janganlah begitu bok
Ew...bikin keles dan syok
Kuku keluuuuk.....koq

Aha...kokok sarpin terdengar beda
Efek suaranya terasa kenyek
Nah..terbukti khan langsung benyek

Tok..tok..tok
Sarpinpun langsung diketok
Biar tahu diri dan kapok. (A3)