Senin, 30 Maret 2015

Puisi Gendut

Gendut
Karya Arka'a

Gendut
Gendang gendut ndut ndut
Perut gendut kayak badut

Gendang gendut ndut ndut
Suka ngebut lalu jatuh langsung benjut

Gendang gendut ndut ndut
Kalau pengecut pasti takut nyali ciut

Gendang gendut ndut ndut
Sakit perut pasti kentut

Gendang gendut ndut ndut
Rajin berkarya dunia salut

Gendang gendut ndut ndut
Gara gara rekening gendut kesempatan langsung dicabut

Gendang gendut ndut ndut
KPK ciut langsung kalut kasus
Bos gendut buang ke laut

Gendang gendut ndut ndut
Plintat plintut nyali surut

Gendang gendut ndut ndut
Daripada mikirin sampai otak mengkerut lebih baik nonton konser dangdut

Hayoo Gendut.................!!!
Kita langsung Cabuuut....!!! (A3)

Puisi Hantu

Hantu
Karya Arka'a

Sepi sekali
Berhenti!
Jalannya hati-hati
Ssst...ada suara tangisan misteri

Hi..hi..hi..hi..hi..
Eeeee..eeee...eee...
Lari.......
Itu suara hantu
Ngeri.........
Dari kuburan tua itu
Sembunyi....
Gelap di situ
Sini............

Hi..hi..hi..hi..hi..
Eeeee..eeee...eee...
Bunyi lagi
Bacakan ayat kursi
Bagaimana ini
Hantunya tidak mau pergi

Oh..sekarang aku ngerti
Hantunya minta ditemani
Hantunya ingin ngajak diskusi
Mengapa manusia sangat keji
Membunuh manusia enteng sekali
Seolah-olah nyawa manusia lebih rendah daripada babi

Hi..hi..hi..hi..hi..
Eeeee..eeee...eee...
Hantu tolong berhenti
Jangan menangis lagi
Sesama hantu harus ngerti
Supaya bisa kompromi

Hi..hi..hi..hi..hi..
Nah..baru benar ini.
Hantunya tampakkan diri
Lari.....

Puisi Batu Akik

Batu Akik
Karya Arka'a

Sungguh sangat menarik
Hampir setiap orang bicara batu akik
Mulai dari aki-aki sampai adik-adik
Sehingga dimana-mana ditemukan pengasah batu seperti pabrik

Batu akik memang unik
Memiliki kelebihan sebagai manik-manik
Apalagi kalau dipakai gadis cantik
Harga batu langsung naik

Kini batu disebut barang antik
Batu akik bisa dipakai nyentrik
Munculkan wibawa diri penuh kharismatik
Setiap yang memandang langsung tertarik
Apalagi kalau dipakai saat karier naik

Batu.. oh... batu
Semua orang jadi rindu
Sehingga kamu dicari seperti ingin istri baru
Istri benaran malahan tidak dirayu
Sehingga kesepian dan pilu
Semua gara-gara gila batu...

Batu..oh...batu
Yang ku takutkan bukan soal hargamu
Tapi aku takut pikiranku membatu
Sehingga mau kembali ke zaman batu

Gila lhu...

Puisi Rakus

Rakus
Karya Arka'a

Hidup ini memang penuh ambisi
Jika tidak ingin diremehkan seperti tidak ada harga diri
Semua cara harus ditempuh dan lalui
Tentu saja harus punya taktik dan strategi
Supaya ambisi berubah dari mimpi menjadi prestasi dan gengsi

Ambisi itu bagus
Pemacu semangat meruntuhkan tembok penghalang supaya tembus
Ambisi harus bermodalkan banyak jurus
Supaya semua yang diharapkan terwujud dan tidak pupus

Manusia sejati selalu penuh ambisi
Menghitung peluang hari demi hari
Mewujudkan cita-cita dengan memperkuat relasi
Sehingga setiap detik selalu dihargai

Tanpa ambisi dunia tak berarti
Tanpa malam siang kehilangan eksistensi
Tapi ambisi terlalu besar melahirkan egois tinggi
Pendapat orang lain tidak dihargai
Tidak peduli nasib orang lain lagi
Seolah-olah dunia ini milik sendiri
Lahirlah sombong seperti tak akan pernah mati

Menjalani kehidupan harus tulus
Karena perjalanan hidup tidak selalu mulus
Banyak kegagalan kerana terlalu ambisius
Hati nurani hilang yang lahir justru munculnya rakus
Sehingga semua orang menghindari diri seperti badan bau kakus.
Dan ini pertanda hidup sudah terjerumus. (A3)

Puisi Bangkai

Bangkai
Karya Arka'a

Kisah hidup manusia pasti ada akhirnya
Kesombongan pada akhir akan menjadi keompongan
Kekayaan pada akhirnya hanya jadi candaan
Kepintaran pada akhirnya hanya akan menjadi cerita pustakaan
Kecantikan pada akhirnya hanya akan menjadi leluconan
Saat itulah yang disebutkan saat berakhirnya perjalanan
Saat yang mengerikan bagi semua insan yakni kematian.

Kematian awal dari kisah penghancuran
Tubuh yang gagah cantik menawan langsung membusuk dimakan belatungan
Cacing tanah berpesta pora jadikan santapan
Oh..mengerikan

Sekarang dimana kesombongan?
Sekarang dimana kekayaan?
Sekarang dimana kepintaran?
Apalagi kegagahan dan kecantikan
Sekarang yang ada hanya seonggok tubuh bengkak membusuk hancur tak karuan
Membusuk lebih bau dari kotoran
Dan Itulah bangkai
Ihhh...bau menjijikkan

Tapi ingat!
Bangkai sesungguhnya adalah ketidakmampuan mengubah takdir kehidupan
Hidup terhina tanpa ada pengakuan
Dimanapun berada terusir dan dianggap gangguan
Hidup tapi dianggap mati
Inilah yang disebut bangkai kehidupan
Ihh...menyedihkan. (A3)

Puisi Takut

Takut
Karya Arka'a

Sudah ku katakan berulang kali
Jangan kau berlari
Semua itu hanyalah imajinasi yang tak pasti
Jangan kau hindari
Karena itulah yang akan membuat engkau merugi
Jangan kau rendah diri
Semua memiliki peluang yang sama dalam hidup ini
Tapi ku lihat engkau tetap saja seperti ini
Sekarang apa?
Ternyata kau takut setengah mati

Engkau takut dengan siapa?
Semua ada kelemahannya
Takut itu hanya manipulasi pandangan mata
Otak di kepalamu langsung merekayasa
Meresap ke jantungmu membuat debar asa
Memberi perintah kepada mulutmu untuk berkata takut seperti nyata
Sehingga yang biasa seakan menjadi pemangsa.

Engkau mau lari kemana?
Tidak ada tempat yang aman di dunia
Justru takut itulah perusak sesungguhnya
Sehingga engkau hanya jadi bahan tawa
Bagai manusia tak berdaya
Bagai banci aja

Pergi sana!
Takut hanya bisa dilawan satu orang saja
Jadilah orang gila
Semua preman pasti takut luar biasa
Bersembunyi tanpa suara

Awas ada orang gila
Takut.....lari segera! (A3

Puisi Bebas

Bebas
Karya Arka'a

Kemana pun engkau bergerak harus bebas
Tanpa ada yang mengawas
Berlari tanpa batas
Segala penghalang harus diretas
Inilah namanya kemerdekaan penuh napas
Dan jangan sampai dirampas

Kebebasan itu jadi mahal
Kalau negeri ini dipenuhi para pemimpin berjiwa abu jahal
Masyarakat jadi tertekan karena ditekan penjahat nakal
Sehingga jadilah negeri ini sebagai negeri abal-abal
Kebebasan adalah hak asasi nomor satu
Tidak mengekang apalagi berusaha membelenggu
Yang membuat semua orang jadi dungu
Rakyat harus bersatu
Dari semua pemimpin yang suka menipu

Kebebasan itu hak
Mulai dari tua renta sampai anak-anak
Siapa yang menghalang harus ditolak
Apalagi mencoba untuk mengungkung dan menahan harus digebrak
Kebebasan berarti kemerdekaan

Bung...inilah waktumu
Jangan ditunggu sebelum terbelenggu
Lawan sebelum ditawan
Maka engkau akan dikenang sebagai pahlawan. (A3)

Puisi Bahagia

Bahagia
Karya Arka'a

Ha..ha..ha..ha
Suara tawa
Spontan tak terduga
Mulut menganga
Tanda bahagia

Ha..ha..ha..ha
Terdengar dimana-mana
Seperti orkestra
Satu irama paduan suara
Tanda bahagia

Ha..ha..ha..ha
Semakin gaduh saja
Tapi kali ini agak beda
Ada yang menangis juga
Oh..coba kau lihat ada apa sebenarnya
Oh..pantesan saja
Ini bukan bahagia tapi hilang akalnya
Wong ini rumah sakit jiwa
Kumpulan orang gila
Siapa takut untuk tertawa

Ha..ha..ha..ha
Huss..enggak enak terdengar tetangga! (A3)

Rabu, 25 Maret 2015

Puisi Negeri Jokowi

Negeri Jokowi
Karya Arka

Jokowi presiden Republik ini
Dipilih secara demokrasi
Banyak yang memuji
Tapi tidak sedikit yang sangsi
Bahkan membenci

Jokowi kembali diuji
Gara-gara soal pak polisi
Terjerat kasus korupsi
Meski ini perlu dibukti
Tapi energi ibu pertiwi terkuras lagi

Jokowi itu Joko lambang diri
Bukan sekedar nama yang diembeli
Joko itu muda dan gagah berani
Bersikap tegas atas semua yang akan menciderai
Cita-cita konstitusi dan reformasi

Jokowi jangan menunggu lagi
Ambil pena segara goresi
Pimpinan polri yang sedikit resistensi
Tinggal mereka yang telah terkena penyakit komplikasi
Karena ini bukan soal yurisdiksi
Tapi..soal cacat mental tersistemisasi
Jika pelantikan bos polisi tidak diganti

Jokowi pasti mengerti
Suara hati nurani diri sendiri
Rakyat telah serahkan amanah diri
Sehingga negeri ini adalah negeri Jokowi
Bebas korupsi dan tirani
Itulah dalih konstitusi sejati

Puisi Begal

Begal
Karya Arka'a

Aku tidak mengerti
Mengapa semua muncul penuh misteri
Aksi begal seperti sinetron di televisi
Apakah ini seperti teka-teki

Aksi begal tidak kenal kompromi
Telah banyak korban tersakiti
Merampas dan membunuh sudah tradisi
Lakukan teror di tempat sepi
Menyergap mangsa sampai mati

Begal beraksi seperti dikendali
Pak polisi siaga di sana sini
Masyarakat mulai krisis eksistensi
Pelaku begal tertangkap dan dihakimi
Dibunuh secara sadis seperti babi
Bahkan mati dimakan api

Begal harus dimusuhi
Saat inilah pak polisi diuji
Rakyat terus menanti
Jika tidak begal semakin berani
Karena setiap kejahatan tidak bisa dipungkiri
Pasti ada yang membekengi
Orang inilah yang kita cari
Sehingga teka-teki dapat terpecahi
Jika tidak rakyat semakin sangsi
Mereka akan mencurigai
Sehingga begal akan menyebut aparat negeri ini
Sang bengal mampu begal tipu lagi

Puisi Ahok

Ahok
Karya Arka'a

Ahok
Kau bilang DPRD itu bobrok
Seolah mereka wakil rakyat yang goblok
Bekerja penuh borok
Tapi..kamu sendiri siapa Ahok?

Ahok
Gaya mu memimpin seperti mabok
Katamu DPRD itu begal APBD alias rampok
Memanipulasi rancangan dana daerah dengan tujuan curi uang segepok
Tapi..kamu sendiri bagaimana Ahok?

Ahok
Memimpin itu tak perlu nabok
Jangan juga lebay makan olok
Bukan juga berharap tepukan tangan dan pujian pak-pok pak-pok
Bukan juga tak sadar salah bermuka tembok
Tapi tempuhlah musyawarah mufakat sampai menemukan solusi bersama yang cocok
Tapi..ada apa dengan kamu Ahok?

Ahok
Jangan korbankan rakyat karena ego yang sok
Masak..dana pembangunan rakyat harus masuk gerobok
Sampai kapan polemik kamu dan DPRD harus dblok
Apakah harus menunggu pak presiden bertitah sehingga kalian bisa tenang dan bobok
Kasian sekali rakyat Jakarta ya Ahok!

Puisi Pengecut

Pengecut
Karya Arka'a

Pengecut.....
Tidak akan bisa bikin orang salut
Semua pekerjaan tidak bisa dikebut
Apalagi berharap kemenangan bisa direbut
Karena pengecut adalah simbol sang penakut

Pengecut....
Terasa seperti asam dan kecut
Bikin muka jadi mengkerut
Semua yang dipikirkan bisa hilang dan luput

Pengecut.....
Jangan berharap terlalu besar
Kamu harus bersabar
Ambil segera jalan berputar
Sehingga setiap harapan dapat diraih dengan benar

Pengecut.....
Otaknya tiba-tiba kecil menciut
Wah..ini lebih dungu daripada marmut

Pengecut....
Jangan sering kamu sebut
Jalanmu Seperti orang susah kentut
Mau ngebut tapi terdengar bunyi bat but bat but
Atau mulai alay seperti banci kapat kiput
Hallo bok!!??..godaan kita-kita dong
Alah!!!...kamu koq cemen
Pengecut lho... (A3)

Puisi Surat Seorang Bunda

Surat Seorang Bunda
Karya Arka'a

Semenjak peristiwa senggama pertama
Menyatulah sperma bapak dan sel telur bunda
Terbentuklah embrio anak manusia
Pertanda mulai hadirnya seorang anak harapan tercinta
Dalam kandungan sang bunda

Bunda mulai mengidam berbagi asa
Perut pun seiring waktu mulai membesar menjadi balon raksasa
Dibawa dalam suka dan duka
Ada masa tertawa tapi tak sedikit berurai air mata
Tapi bunda tak pernah mengeluh sedikitpun saja
Meskipun berat beban terasa

Bunda mengandung sembilan bulan lamanya
Tibalah saat mengeluarkan beban dalam perutnya
Hanya Tuhan yang tahu sakitnya luar biasa
Berbagi nyawa antara hidup dan mati tiada terasa
Yang terpenting anak tercinta lahir selamat ke dunia

Bunda pun langsung tersenyum merona
Melihat sang bayi menangis ke luar dari vagina
Keringat kelelahan tampak jelas di raut wajahnya
Tanpa terasa meneteslah air mata kebahagiaan sang bunda

Kini bunda sudah tua renta
Semua hidup telah dipasrahkan untuk membesarkan anak tercinta
Makan pun lidah sudah tidak berasa
Tapi..... apa yang didapatkan sang bunda
Ternyata anak tercinta durhaka
Lupa akan semua pengorbanan sang bunda

Bunda terus meneteskan air mata dalam setiap doa-doanya
Memohon keselamatan dunia dan akhirat untuk anak-anaknya
Meskipun bunda telah dilupa
Tapi bunda tetap memaafkan kesalahan anak tercinta

Bunda pun habis kontrak hidupnya
Baru saja menghembus nafas terakhirnya
Senyum keikhlasan tampak di wajah keriput yang sudah tak bernyawa
Anak durhaka baru menangisi kepergian bunda
Tapi..semua sudah terlambat dan sang bunda tidak akan pernah kembali ke dunia
Penyesalan dan kata maaf tiada guna

Bunda telah pergi menghadap Maha Kuasa untuk selamanya.
Tanpa disadari ditemukan selembar surat sang bunda
Tersimpan lama di kasur berdebu sejak lama
Tertulis kata-kata sangat bijaksana:
Anakku tercinta.....
Belajarlah dari pengalaman bunda....
Hidup seorang bunda sebenarnya bukan untuk siapa-siapa.....
Kecuali untuk anak-anaknya tercinta.....
Hal yang paling menyedihkan seorang bunda adalah ketika dipisahkan dari anak-anaknya....
Harapan terbesar seorang bunda adalah melihat anak-anaknya bahagia meskipun dilupakan dan harus berkorban nyawa....
Selamat tinggal anak bunda tercinta. (A3)

Puisi Pemuda Agen Perubahan

Pemuda Agen Perubahan
Karya Arka


Pemuda lambang kegagahan
Pemberani tidak takut melawan
Tidak mudah menyerah penuh perjuangan
Wajah sumringah lambang harapan


Pemuda penggila semua yang perawan
Ide-ide cerdas muncul mengagumkan
Berpikir ke depan demi hidup mapan
Terus bergerak suka tantangan


Pemuda memiliki sumpah warisan
Deklarasi tahun dua puluh delapan
Sumpah magis penuh makna penyatuan
Tidak diwajibkan bagi pemuda suka bohongan


Pemuda tidak senang tekanan
Generasi tua tempat memahami pelajaran
Kebebasan menjadi dinamika kehidupan

Pemuda sering termajinalkan
Menjadi simbol penghobi perkelahian
Tidak jarang menjadi ikon kenakalan
Deskriminasi persepsi harus dihentikan
Supaya ibu pertiwi tidak larut dalam kesedihan


Pemuda Indonesia bangkit penuh kesadaran
Setiap tantangan menjadi peluang menggiurkan
Setiap langkah menjadi prestasi membanggakan
Estafet kepemimpinan harus diteruskan
Inilah pertanda Pemuda Indonesia sebagai simbol agen perubahan

Puisi Indonesia Buka Mata (II)

Indonesia Buka Mata (II)
Karya Arka


Negeri kita telah jadi bahan tertawa
Lautnya kaya nelayan binasa
Tanahnya subur petani mati tersungkur
Pabriknya banyak buruh duduk terhenyak
Dunia akademis justru menghasilkan pengemis
Harta negara lewat begitu saja
Negara tetangga santuni mafia
Jarah kekayaan bangsa tanpa sisa


Kemiskinan hampir merata
Air mata anak negeri tidak terkira
Anak negeri mengadu nasib ke negara tetangga
Gelar pahlawan devisa palsu belaka
Hidup tersiksa pulang meregang nyawa


Miris seperti menonton telenovela
Pejabat kelimis di Senayan dan Istana negara
Bicara rakyat di atas meja tiada jeda
Sibuk debat dan buat wacana
Damaikan kelompok berbagi kuasa
Habiskan uang rakyat kunjungi mancanegara
Hilangkan penat bersama istri tercinta

Telenovela berganti jadi drama
Wisata cinta sang pejabat negara

Drama Senayan dan Istana akhiri saja
Air mata rakyat harus berubah jadi tawa bahagia
Satukan langkah jaga mutiara manikam terbentang dari Aceh sampai Papua
Kuatkan maritim solusi utama
Para penjahat dibuat tidak berdaya
Negara tetangga menyerah tanpa kata
Lima tahun Indonesia bisa jaya
Lirikan mata dunia langsung tertuju ke Indonesia
Suatu pertanda Indonesia telah Buka Mata

Puisi Jokowi Mengangkat Menteri

Jokowi Mengangkat Menteri
Karya Arka


26 Oktober 2014 sejarah terukir kembali
Jokowi memilih anak negeri
Membantu bangun negeri yang telah lelap dalam mimpi
Sebagai menteri yang bukan hanya duduk di kursi
Namun bekerja penuh prestasi


Menteri jabatan bergengsi
Banyak yang berharap tapi tetap menjadi mimpi
Bukan tempat perkaya diri dan kroni
Supaya rakyat tidak tersakiti
Bangkitkan harapan yang telah lama mati
Penegakan demokrasi tanpa deskriminasi dan tirani


Jokowi mengangkat menteri
Sumpah janji jangan diingkari
Ayat Tuhan sangat sakti
Melanggar akan mendapat sanksi
Apalagi lakukan korupsi
Jeruji besi telah siap menanti


Jokowi mengangkat menteri
Amanah penting melebihi selebriti
Janji Jokowi harus segera terealisasi
Rakyat telah lama menunggu bukti
Sebutir beras dijari lebih berarti
Daripada sebongkah emas dalam mimpi


Jokowi mengangkat Menteri
Kereta kuasa mulai berlari
Rambu-rambu harus diperhati
Jalankan tugas sesuai konstitusi
Bekerja setulus hati tanpa harap dipuji
Inilah yang disebut mengabdi
sesuai amanah rakyat yang dititipkan kepada Jokowi

Puisi Muharram

Muharam
Karya Arka


Muharam mu..
Haram mu..
Mu.. haram!
Haram.. mu.. haram!
Dosa haram!
Haram.. dosa haram!
Dosa haram.. dosa!
Dosa..dosa..dosa!
Haram!..haram.!.haram!
Mu.. dosa haram!
Haram mu!.. dosa!
Dosa..dosamu!
Haram!..haram..mu!
Haram dosa..haram dosa!
Haram mu.. haram mu!
Muharam yang haram
Bertambah dosa mu! Haram..haram..haram

Puisi Jokowi Duduki Kursi

Jokowi Duduki Kursi
Karya Arka


20 Oktober 2014 Jokowi gagah berani
Memakai jas hitam dasi merah berpeci
Dalam sidang MPR RI
Bersumpah atas nama Allah Ilahi Robbi
Menjabat sebagai presiden negeri ini


Jokowi angkat tangan salam tiga jari
Persatuan Indonesia mengandung arti
Janganlah saling membenci
Bangun negeri sikap mandiri
Tanpa tirani dan diskriminasi


Jokowi lantang berkata
Kerja..kerja..kerja
Demi wujudkan rakyat sejahtera
Demi wujudkan negara berwibawa
Dari Aceh sampai Papua


Jokowi mulai naik Mercy
Hati-hati kanan kiri
Supaya tidak terjebak rugi diri
Apalagi sampai korupsi
Karena rakyat akan hancur hati


Jokowi pimpin negeri
Semua sudah takdir Ilahi
Duduki kursi demokrasi harus selamat diri
Semoga menjadi tauladan kepemimpinan sejati
Maka rakyat sumringah ikhlaskan diri
Ucapkan Assalamua'alaikum Presiden Jokowi

Puisi Timur Tengah Berdarah

Timur Tengah Berdarah
Karya Arka


Memang benar sabda Rosulullah
Ummatnya akan terpecah belah
Banyak jumlah tapi bagaikan buih yang lemah
Debat aqidah justru timbul konflik berdarah


Ulama rajin berdakwah
Belajar agama ke Timur Tengah
Pulang studi sibuk debat hukum syariah
Ummat bingung mencari penengah
Akhirnya sibuk debat berbantah


Berbantah tanpa musyawarah
Diskusi ilmiah tidak terarah
Alquran hadist ditinggallah sudah
Musuh Islam datang memberi arah
Adu domba pastilah sebagai celah
Banyak kelompok mengaku ahlussunnah wal jamaah
Sunni dan Syiah bermusuhlah
Kalimat Allah dijadikan sumpah
Kini tercatat dalam sejarah
Timur Tengah sibuk konflik berdarah

Puisi Politisi Sejati

Politisi Sejati
Karya Arka


17 Oktober 2014 mata anak negeri terfokus ke televisi
Jokowi gagah berani lakukan silaturahmi
Kunjungi Prabowo Subianto bangun komunikasi sesama politisi
Pasca pemilihan Preisden RI

Silaturahmi memang murahkan rezeki
Mampu pererat tali silaturahmi

Jokowi ajarkan pemimpin negeri
Bangun negeri jangan saling membenci apalagi ego sendiri

Jokowi dan Prabowo memang miliki rekam jejak pribadi
Tidak semua orang mampu memahami
Tapi..17 Oktober 2014 menjadi momentum tersendiri

Jokowi lawan emosi diri
Mengajarkan amanah reformasi bukan sekedar lobi dan negosiasi
Apalagi sekedar pembicaraan basa basi pikirkan golongan sendiri


Jokowi dan prabowo selalu dikritisi
Hidup memang penuh konsekuensi
Tapi silaturahmi setulus hati
Mampu hilangkan amarah dan gengsi
Ajarkan sikap rendah hati bagi generasi muda mudi
Bangun senyuman ibu pertiwi
Sebagai bukti menjadi politisi sejati

Puisi Partai Ka'bah Terbelah

Partai Ka'bah Terbelah
Karya Arka


Kembali tercatat dalam sejarah
Oktober 2014 Partai berlambang ka'bah terbelah
Kubu Ruhmamuhurmuzy dan Surya Darma Ali saling membantah
Hasil Islah berkahirlah sudah


Ka'bah simbol aqidah
Memang bukan sesembah
Ka'bah simbol penyatuan langkah
Dalam memperkuat Islam melurus tauhid kepada Allah


Lambang ka'bah kini telah berubah
Partai ka'bah membuat ummat gundah
Kedua kubu saling nyatakan yang paling sah
Mungkin ini memang rahasia Allah
Partai ka'bah akan maju melangkah
Ataukah justru akan menjadi memori indah sejarah

Puisi Duka Bangka

Duka Bangka
Karya Arka


Bangka terkenal pantainya indah
Bangka terkenal timahnya meruah
Bangka terkenal lada putihnya yang bertuah
Bangka terkenal penduduknya ramah

Tapi Bangka kini telah berubah
Semua itu hanyalah kisah

Buminya penuh lubang menganga
Kerusakan hutan ada dimana-mana
Ekploitasi timah luar biasa
Pantai yang indah hilang pesona
Dikelilingi kapal bermesin raksasa
Bumi Bangka rusak binasa


Bangka jadi berita dunia
Rusak alamnya Singapura yang jaya
Para pengusaha makelar saja
Pemodal usaha tetaplah Cina
Rakyat bangka kuli saja


Kini Bangka belum sadar sepenuhnya
Tuhan pun mulai menegur ummatnya
Air mengering dimana-mana
Udara sejuk terasa panaskan kepala
Anak cucu akan menanggung derita
Tanda Bangka mulai berduka

Puisi Air Mata Dunia

Air Mata Dunia
Karya Arka

Duniaku semakin tua
Dulu dia adalah gadis cantik menggoda
Tapi..sekarang berubah jadi nenek tua renta
Jika dulu cermin teman akrabnya
Sekarang cermin itu justru dimusuhinya
Keriput ada dimana-mana

Duniaku semakin tua
Dulu hutan ada dimana-mana
Burung berkicau membahana dunia
Hutan menghijau perindah panorama alam semesta
Tapi.. sekarang karena keserakahan manusia
Semua berubah menjadi lahan gurun sahara
Tapi..sekarang karena keserakahan manusia
Semua berubah menjadi gedung pencakar angkasa
Berdiri istana dimana-mana
Pohon sebatang itupun tumbuh binasa
Tumbuh perkasa berubah menjadi bonsai tersiksa

 Duniaku semakin tua
Air mengering dimana-mana
Sungai yang bening tinggal cerita
Batu kerikil berserakan mengisi lubang menganga
Para akademisi hanya bisa menganalisa
Sebagai bukti sejarah sungai purba


Dunia semakin tua
Banjir mengganas membunuh anak manusia
Sebagai bukti Tuhan pun mulai tak suka
Atas tingkah manusia bekerja seperti tanpa dosa
Sehingga dunia akan mengukir
Tapak tilas hidupnya
Oh.. manusia aku mulai tersiksa
Maafkan aku masa depanmu akan penuh air mata

Selasa, 24 Maret 2015

Puisi Lapar

Lapar
Karya Arka'a

Lapaaar...
Mama papa..aku lapar
Badan gemetar..
Rasaku hambar..
Pandanganku memudar..
Biaya pendidikan tinggi tidak terbayar...
Hidupku terlempar..
Hutang-hutangku tak terbayar
Aku dihajar...
Mukaku ditampar..
Suara-suaraku tak didengar..
Pemimpin negeri mulai kurang ajar..
Pemerintah hanya pandai mengumbar...
Semua janji hanyalah kelakar..
Semuanya tidak terdengar..
Entahlah..tidak berkabar...
Rakyat mulai panik berulah makar..
Harga-harga tidak tertakar..
Kalau begini terus hidup bisa terkapar...
Aku disuruh bersabar...
Padahal aku..lapaaar..
Lapaaar...

Puisi Perawan

Perawan
Karya Arka'a

Perawan
Bukan sebatas sebutan
Sebuah kehormatan
Lambang kesucian

Perawan
Tanda kegadisan
Cantik nan rupawan
Semerbak harumnya bunga di taman
Tapi akan penuh tantangan
Membutuhkan perlindungan
Dari serangan sang hidung belang yang suka jajanan
Petualang kejantanan
Tanpa kesetiaan

Perawan
Jangan sampai tergadaikan
Tipu rayuan syaitan
Menjadi kupu-kupu jalanan
Sehingga akan mendapat stempelan
Seorang gadis penggadai kesucian
Gadis penuh bekas jari tangan
Berprofesi sebagai wanita penggilan

Perawan
Semakin terhormat kedudukan
Mengikuti perintah Tuhan
Perbanyak sholat dan membaca alquran
Kenakan pakaian kecantikan
Tutup aurat dan jilbaban
Semoga mendapat jodoh laki-laki beriman
Jika perlu menikah dengan ustadznya sekalian

Puisi Tua

Tua
Karya Arka'a

Tua...tambah usia
Oh...semua tinggal sisa
Oh...semua hanya nostalgia
Oh...semua sudah masa lalu
Masa depannya pasti tak terelakkan
Oh...Mengeriput
Oh...Gontai
Oh...Gemetar
Oh...Mengabur
Oh...Serak
Oh...Ompong
Oh...Loyo
Oh...Letoi
Oh...Bungkuk
Oh...Sesak
Oh...Ubanan
Oh...Lupa
Oh...Pikun
Oh...Tuli
Oh...mulai banyak pantangan
Oh...sakit-sakitan
Banyak minum obat tapi makin sekarat
Oh...Lumpuh tak berdaya
Langsung koma
Hanya suara
Itulah pertanda tua

Tua..
Kodrat nyata
Menunggu datangnya sang pencabut nyawa
Berpisah untuk menemui yang Maha Kuasa
Tamatlah seorang manusia
Tutup buku cerita dari sebuah kisah nyata
Tinggallah nama
Lama-lama terlupa
Kecuali yang memiliki karya nyata
Bagi manusia selama hidupnya. (A3)

Puisi Babi


Babi
Karya Arka'a

Babi.....
Babi bukan sekedar nama
Tapi simbol dari segala yang kotor
Pemakai tahi
Jorok
Rakus
Kotor
Pengganggu
Hama
Pembawa bencana penyakit
Makhluk terkutuk
Pembawa sumber dosa
Bahkan mengucapnya saja terasa hina


Babi....
Mengucap saja ngeri
Takut dimarah pak kyai
Tapi mau apalagi
Biarlah semua seperti ini
Sebagai babi hanya memiliki satu keyakinan diri
Tidak mungkin diciptakan tanpa arti
Terus menjadi misteri
Pasti Tuhan memiliki kehendak sendiri

Babi...
Koq terdengar lagi
Ssst..awas jangan ulangi lagi! (A3)

Puisi Pemikul Ayat

Pemikul Ayat
Karya Arka'a

Lama aku memahamimu
Bibirmu selalu komat kamit membaca sesuatu
Awalnya aku mulai ragu
Apakah dirimu memang seperti omongan orang-orang itu
Meskipun semua itu kuanggap isu

Suaramu terdengar sayu
Memaksa pikiranku fokus kepadamu
Semakin dalam ku masuki semakin takjub hatiku
Rupanya selama ini komat kamit itu bukanlah suatu yang menggangu
Bukan juga rapalan dukun palsu
Tapi lantunan ayat Tuhan yang menenangkan qalbu

Ayat-ayat itu telah mendarah daging di tubuhmu
Telah menyatu seperti lafalan lagu
Kemanapun kau pergi senantiasa melingkari dirimu
Semakin kagum aku kepada dirimu
Dalam setiap doa-doaku
Yaa Tuhanku pencipta kesempurnaan yang tiada ragu
Berilah aku seorang bunga penghias taman kehidupan hidupku
Jodohkanlah aku dengan dia si pemikul ayat-ayatmu
Agar aku terhormat di sisi Mu sampai anak dan semua keturunanku
Karena dialah utusanmu sebagai sejatinya guru. (A3)

Puisi Gila

Gila
Karya Arka'a

Gila.....
Ngamuk sana ngamuk sini
Ngoceh sana ngoceh sini
Berjalan tanpa arah yang pasti
Badanmu penuh daki dan tak pernah mandi
Sering telanjang tanpa sehelai benang menyelimuti
Semua orang menghindari

Gila.....
Ngomong sendiri tak terkendali
Anak-anak melihat ketakutan setengah mati
Rambut urakan tak pernah disisiri
Tanpa mandi dan badanmu bau tahi
Jauh dari minyak wangi

Gila.....
Sering tertawa dan menangis sendiri
Sering marah tapi siapa yang harus disalahi
Mungkin ini sudah takdir ilahi
Otakmu sudah miring ke kiri
Sehingga jalanmu bolak balik pusing sendiri

Gila.....
Kamu jangan sedih lagi
Masih banyak yang lebih parah dari anda kalau diamati
Yach..merekalah yang ngaku waras tapi justru tak sadar diri
Ssst...pelankan suara nanti ada yang mendengari
Cukup bisik-bisik dan hanya kita yang ngerti...hihi

Lho..koq aku tertawa sendiri
Mulai gila ini...(A3)

Puisi Dukun

Dukun
Karya Arka'a

Wes kewes kewes kewes brebes
Ha bra bra bra pergi sana
Puh.....puh.....puh
Suara dukun sang penyembuh
Memakai mantra-mantra ampuh
Memang suaranya sedikit gaduh
Namun para pelanggan tak pernah mengeluh
Yang penting tujuan bisa dipenuh

Sang dukun mengasapi dupa
Sambil komat kamit membaca doa-doa
Sang pelanggan duduk terkesima
Berusaha keras memahami kata per kata
Ucapan sang dukun yang susah diterka maknanya
Apalagi menurut akal sehat dan logika

Sang pelanggan belalakkan mata
Melihat aksi sang dukun seperti kerasukan jiwa
Meski takut luar biasa
Duduk gelisah seperti orang gundah gulana
Tapi...sang pelanggan tiba-tiba diam terpana
Sambil tersenyum dengan bibir merona
Karena sang dukun sayup-sayup berkata mengarah ke telinga
Ssst..hai anak muda
Tolong dijaga dan ini rahasia kita
Kenapa kamu percaya kalau aku ini dukun sakti mandraguna
Sementara aku sendiri bingung dengan mereka ini semua
Buat apa mereka sekolah begitu lama
Kalau akhirnya datang kepada saya yang tidak bisa tulis dan baca
Karena itulah mantra-mantra saya membuat kamu susah memahaminya
Saya kehabisan kata-kata

Sang dukun memang benar adanya
Para pelanggan semuanya orang hebat luar biasa
Orang kaya raya dan pejabat ternama
Tapi mengapa mereka seperti orang putus asa

Ha..ha..ha
Ssst...Pelan-pelan suara tawanya
Sekali lagi ini rahasia
Nanti uangnya dibagi dua aja. (A3)

Puisi Pengecut

Pengecut
Karya Arka'a

Pengecut.....
Tidak akan bisa bikin orang salut
Semua pekerjaan tidak bisa dikebut
Apalagi berharap kemenangan bisa direbut
Karena pengecut adalah simbol sang penakut

Pengecut....
Terasa seperti asam dan kecut
Bikin muka jadi mengkerut
Semua yang dipikirkan bisa hilang dan luput

Pengecut.....
Jangan berharap terlalu besar
Kamu harus bersabar
Ambil segera jalan berputar
Sehingga setiap harapan dapat diraih dengan benar

Pengecut.....
Otaknya tiba-tiba kecil menciut
Wah..ini lebih dungu daripada marmut

Pengecut....
Jangan sering kamu sebut
Jalanmu Seperti orang susah kentut
Mau ngebut tapi terdengar bunyi bat but bat but
Atau mulai alay seperti banci kapat kiput
Hallo bok!!??..godaan kita-kita dong
Alah!!!...kamu koq cemen
Pengecut lho... (A3)

Kamis, 19 Maret 2015

Puisi Otak Plagiasi

Otak Plagiasi
Karya Arka'a

Pendiri bangsa berkorban harta dan nyawa untuk negeri
Soekarno bersemboyan berdikari
Bebaskan bangsa dari segala bentuk deskriminasi dan tirani
Kemerdekaan telah diraih sampai kini
Penerus bangsa tinggal menikmati kemerdekaan selalu berkeluh hati
Tapi apa? Semuanya lacur dasar tidak mau mensyukuri
Protes kanan protes kiri
Seperti anak sekolah mengharapkan uang jajan tiap pagi
Ah..miris sekali

Lebih parah lagi dalam pembentukan karakter generasi
Para pendidikan selalu saja bicara besaran kompensasi
Sedikit sedikit bicara sertifikasi
Padahal kita tahu banyak yang bukan bikin sendiri
Tapi hanya mempoto kopi
Hobinya memanipulasi diri
Yach.. lebih tepatnya otak plagiasi

Pola pikir plagiasi mulai membumi dunia akademisi
Sebagai bukti pengkader bangsa mulai pragmatisme dan tidak memahami dampak demoralisasi
Nilai kehidupan pelan tapi pasti terdegradasi
Pola pikir plagiasi melemahkan motivasi
Anak didik kurang mandiri
Bekerja sedikit langsung keki
Buku pelajaran lebih banyak ditiduri
Kompetensi diri hanya mampu bercerita sinetron di televisi
Uji akademisi hobi contek kanan contek kiri
Mudah emosi dan hobi berkelahi
Bahkan mulai terindikasi merangkap profesi sebagai begal sang pencuri
Inilah akibat otak plagiasi

Puisi Matamu

Matamu
Karya Arka'a
Matamu memandangku
Matamu melirik gerakanku
Matamu mengedip padaku
Matamu membangkitkan hasratku
Matamu menggelorakan
adrenalinku
Matamu membuat aku terpaku
Matamu mengoyak batinku
Matamu membuat nanar kesadaranku
Matamu menggambarkan jiwamu
Matamu mengharapkan kehadiranku
Matamu menaruh dendam padaku
Matamu menusuk jantungku
Matamu setajam sembilu
Matamu meneteskan air liurku
Matamu menantang kejantananku
Matamu memadang liar padaku
Matamu menaklukkan kesombonganku
Matamu memata-mataiku
Setiap waktu
Mengikat pikiranku
Membuat aku tak berdaya
Susah melupakanmu
Terjerat aku
Terpesona aku
Berdiri bulu kudukku
Membangunkan mimpiku-mimpiku yang telah lama mati
Matamu...matamu

Rabu, 18 Maret 2015

Puisi Banjir

Banjir
Karya Arka'a
Oh..banjir
Penuh air
Kucar kacir
Susah mikir
Ngacir
Bagaikan disambar petir
Banjir
Ngungsi karena khawatir
Tanpa pikir-pikir
Tinggal di tempat seperti orang fakir
Akibat berpikir kikir
Sempitnya pola pikir
Sehingga banjir tiap tahun selalu hadir

Puisi Sesat

Sesat
Karya Arka'a
Pat ku lipat
Penjilat
Berbuat jahat
Buruknya tabiat
Berkhianat
Bejat
Khurafat
Maksiat
Menyiksa ummat
Minyimpangkan syariat
Tidak mau bertaubat
Jadilah kamu orang sesat

Puisi Lapar

Lapar
Karya Arka'a
Lapaaar...
Mama papa..aku lapar
Badan gemetar..
Rasaku hambar..
Pandanganku memudar..
Biaya pendidikan tinggi tidak terbayar...
Hidupku terlempar..
Hutang-hutangku tak terbayar
Aku dihajar...
Mukaku ditampar..
Suara-suaraku tak didengar..
Pemimpin negeri mulai kurang ajar..
Pemerintah hanya pandai mengumbar...
Semua janji hanyalah kelakar..
Semuanya tidak terdengar..
Entahlah..tidak berkabar...
Rakyat mulai panik berulah makar..
Harga-harga tidak tertakar..
Kalau begini terus hidup bisa terkapar...
Aku disuruh bersabar...
Padahal aku..lapaaar..
Lapaaar...

Kamis, 12 Maret 2015

Puisi Pertarungan Para Penguasa Ayat


Pertarungan
Para Penguasa Ayat
Karya Arka

Hati ini pedih seperti tersayat
Melihat para pendekar hukum saling bergulat
Mestinya mereka tangkap penjahat pengkhianat amanah rakyat
Tapi justru para pendekar itu berkelahi hebat

Oh.. para penguasa ayat
Jangan kau jadikan hukum sebagai alat melegalkan penjahat
Jangan kau bela para pendusta berwajah malaikat
Ingat! Ingat! Suara rakyat
Mereka mulai muak lihat tingkah kalian sebagai pejabat

Kami tidak bangga dengan pangkat
Kami tidak akan membela para pengkhianat
Kalian penguasa ayat bertingkah seperti penjilat
Punya masalah mau ajak rakyat
Lebih baik kami katakan tidak wahai sobat
Karena kami yakin kalian hanya cari selamat
Perkalian kalian sebagai penguasa ayat justru membuat kami kecewa berat
Kami sekarang merasa atas apa yang telah kalian perbuat
Membuat indonesia dalam kondisi darurat. (A3)

Puisi Kriminalisasi

Kriminalisasi
Karya Arka'a

Kriminal itu binal

Kriminal itu nakal

Kriminal itu fatal

Kriminal itu sial

Kriminal itu tidak tunggal

Kriminal itu dajal

Kriminal itu brutal

Kriminal itu tak kenal sesal

Kriminal itu suka membual

Kriminal itu gombal

Kriminal itu bau busuk dan kumal

Kriminal itu skandal

Kriminal itu ilegal

Apalagi kriminalisasi pasti butuh dana mobilisasi

Pasti butuh konspirasi

Pasti butuh kompensasi

Pasti butuh intelejensi

Pasti butuh taktik dan strategi

Pasti butuh justifikasi

Semuanya disusun rapi untuk melindungi penjahat korupsi dan suka money laundry
Suka menjarah harta negeri
Sehingga legal dalam melakukan aksi
Meski salah tapi menjadi sah
Karena disitulah kumpulan para penjarah mengatur arah
Melibatkan oknum pejabat yang hilang hati nurani dan berpikiran bedebah

Bahaya! Bahaya! Bahaya!
Wabah kriminalisasi mulai memakan anak negeri pejuang amanah rakyat sesuai cita-cita reformasi.

Puisi Mentari Negeri Laskar Pelangi

 
Mentari Negeri Laskar Pelangi
Karya Arka'a

Telah jauh perjalan ini
Tapi kakiku tak mau berhenti
Melangkah menelurusuri keindahan panorama pantai Belitung yang indah sebagai berkah Ilahi

Buliran pasir putih bak mutiara memantulkan patamorgana yang indah berseri
Bebatuan purbakala berdiri kokoh mengiklaskan diri untuk aku duduki sambil menikmati secangkir kopi
Desiran ombak terus bergerak menuju tepi menyalami setiap pengunjung pantai ini
Berlari kejar mengejar tanpa henti Penuh kebahagian, penuh keikhlasan, terus bergerak dengan irama harmoni alami
Setiap benturan, setiap desiran membangkitkan adrenalin yang mampu memacu hadirnya kesucian pikiran penuh imajinasi

Wahai semua insan dunia ini
Datanglah kemari
Nikmatilah panorama Pantai Belitung sepuas hati
Lepaskan segala kepenatan dengan relaksasi
Lepaskan beban pikiran yang selama ini terus disimpan menjadi arsip pribadi
Lupakan setiap beban materi yang selama ini telah menjadikan dirimu mesin industri
Mulailah belajar untuk menghargai setiap detik makna kehidupan di sini
Lihatlah sang mentari terus tersenyum pagi ini
Seolah mengirimkan jutaan pesan kepada kepada setiap pengunjung pantai ini
Engkau pasti akan terus bermimpi untuk kembali menimati keindahanku di pantai Belitung ini
Hadiah Maha Kuasa yang masih asri dan alami
Surga dunia tiada dua dari Negeri Laskar Pelangi

Puisi Mental Kroco


Mental Kroco
Karya Arka'a

Kerjamu hanya melamun
memikirkan dunia hanya di kepala
Mau uang tapi tak berusaha
Mau wanita cantik tapi tak mengatakan cinta
Kerjamu onani saja

Ah..payah kamu
Kalau begini terus rumput saja bisa berubah menjadi hutan rimba belantara
Kalau begini terus batu kerikil bisa berubah jadi gunung himalaya
Kalau begini terus janggutmu saja langsung berubah menjadi rotan melingkar di pohon raksasa
Kalau begini terus bayi saja sudah berubah menjadi kakek nenek tua renta
Tapi kamu tidak kemana-mana
Tidak punya apa-apa
Tanpa sejarah tanpa cerita nostalgia
Kamu selalu berada di titik yang sama
Kehadiranmu lebih lembek daripada cacing melata
Kehadiranmu ke dunia tidak lebih bagaikan seonggok kotoran mengotori dunia
Inilah namanya manusia tak berguna
Inilah namanya manusia tanpa makna
Inilah namanya manusia bermental kroco dan tidak maco

Ah..payah kamu
Malah aku yang mikir kamu
Aku pergi saja supaya tidak dikata
Sebagaimana manusia bermental kroco tak berguna.

Kamis, 05 Maret 2015

Bandit Demokrasi karya Arka

Bandit Demokrasi 
karya Arka'a

September 2014 yang mengenas
Segerombolan bandit demokrasi mulai beraksi
Alasan efesiensi justru bikin tangisan ibu pertiwi
Demokrasi mulai dikebiri
Memilih pemimpin tanpa aspirasi
Karena ayat-ayat justisi yang lahir dari mereka yang berdasi lupa diri

Demokrasi bukan barang dagangan
Yang bisa kau nilai seperti barang rongsokan
Demokrasi bukan mainan
Setelah kau bosan buang di kolong jembatan
Demokrasi bukan sensasi
Yang bisa kau manipulasi untuk kelompok sendiri

Oh..ibu pertiwi yang mulai menangisi diri
Lihatlah! Anak-anak mu yang mulai lupa siapa dirinya
Dia bicara tapi mengigau saja
Dia tertawa seperti orang gila
Berbuat tak karuan arah karena perangnya kalah

Oh..ibu pertiwi yang menangisi diri
Lihatlah! anak-anakmu ubah profesi
Anak-anakmu menjadi Bandit demokrasi
Mereka mulai diskusi lahirkan ayat tirani demokrasi
Mereka mulai diskusi lahirkan pemimpin yang dikebiri
Mereka mulai diskusi matikan aspirasi rakyat negeri ini


Oh..ibu pertiwi yang menangisi diri
Lihatlah! Aksi bandit demokrasi ini harus kami akhiri
Aksi bandit demokrasi lukai reformasi
Dan kami tidak mau kembali ke zaman purba lagi.

Matinya Anak Pencari Timah

Matinya Anak Pencari Timah
Karya Arka

Gemuruh mesin mulai mencakar tanah
Hutan yang indah mulai dirambah
Para pelimbang timah mulai bergerak penuh gairah
Mencari butiran timah diantara pasir penuh berkah


Sinar matahari tak terasa lagi hari ke hari
Pencari timah hanya punya satu misi
Hari ini harus dapat membeli nasi
Supaya senyum anak- istri

Pencari timah makin bertambah
Seringkali rebutan lahan bertumpah darah
Tapi itu seakan-akan hanyalah sebuah kisah
Kisah dari mimpi yang indah
Tentang anak Bangka pencari timah


Lubang menganga bumi Bangka
Kerusakan alam dimana-mana
Tapi para pengusaha dan pemimpin cerita dengan bangga
Bicara investasi dan rupiah semata


Hari demi hari Bangka berduka
Para istri kehilangan suaminya
Para anak kehilangan bapaknya
Para orang tua kehilangan anaknya
Tapi semua itu tidak pernah membuat pencari timah jera


Tapi hari ini Bangka gundah
Banyak anak-anak tidak mau sekolah
Mencari timah mengais rupiah
Kisah inipun berakhir sudah
Anak pencari timah itu matilah sudah
Mati ditimpa longsoran tanah
Lalu siapa yang salah?

Rabu, 04 Maret 2015

Puisi Kutu


Kutu
Karya Arka'a

Kutu adalah makhluk lugu
Kecil merintil dan suka membis tapi mengganggu
Berkerumunan menggigit kulit berdaki dan bau
Sehingga sakit merah membiru dan akibatkan garu-garu

Kutu sebagai benalu
Lakukan aksi pelan dan pasti
Menghisap darah penuh nutrisi
Bergerak ke sana ke mari
Sampai perut penuh terisi
Tanpa peduli dan kompromi
Sampai target terpenuhi
Yang penting untungkan diri sendiri
Meskipun yang lain menderita dan rugi

Negeri ini sebenarnya dipenuhi kutu
Kutu-kutu yang merampas kekayaan negeri dari segala penjuru
Kutu-kutu berdasi dan naik mercy
Kutu-kutu intelektual dan berpendidikan tinggi
Kutu-kutu yang membangun kekuatan mafia dalam semua lini
Kutu-kutu yang hidup bergelimpangan harta hasil korupsi
Kutu-kutu yang mampu mengendalikan aturan hukum dan pemimpin yang menyukai gratifikasi

Wahai anak negeri
Jangan buat ibu pertiwi bersedih hati
Kutu-kutu ini harus diakhiri
Jangan engkau tunggu satria piningit yang tidak pasti
Tapi..kita butuh satria pemberani
Sebagai pembasmi kutu-kutu perusak negeri
Satria simbol penegak amanah konstitusi dan reformasi

Selasa, 03 Maret 2015

Puisi Pendidikan Premanisasi


Pendidikan Premanisasi
Karya Arka

Satu lagi catatan negeri ini
Ngeri dan menyayat hati
Seorang siswi dipukuli di rumah Ilahi
Dikeroyok berulang kali oleh teman sendiri
Mata dunia terbelalak setelah melihat di Yuo tube

Pak menteri dan para ahli mulai bicara di televisi
Segerombolan komisi mulai investigasi
Para guru pun mulai diinterogasi
Carikan siapa yang patut disalahi
Tapi mari kita sadarkan diri
Apapun hasilnya nanti
Menjadi bukti dunia pendidikan hampir menjadi dunia premanisasi
Akhirnya membuat duka ibu pertiwi

Anak adalah anugerah Ilahi
Karakter baik atau buruk cerminan diri
Bagaimana anak bisa mentauladani
Orang tua sibuk dalam dunia sendiri
Rumah tangga miskin komunikasi
Harta pun hasil korupsi
Yaa Ilahi Robbi ampuni ummat negeri ini

Berkelahi seperti sudah tradisi
Kematianpun sudah terjadi
Tapi semua tanpa koreksi
Dunia akademisi sudah tidak aman lagi
Jika dulu pentingkan prestasi
Tapi kini mulai lahirkan premanisasi
Mungkinkah karena kita mendidik tidak setulus hati
Ataukah kita hanya mementingkan materi.

Puisi Partai Ka'bah Terbelah

 
Partai Ka'bah Terbelah
Karya Arka

Kembali tercatat dalam sejarah
Oktober 2014 Partai berlambang ka'bah terbelah
Kubu Ruhmamuhurmuzy dan Surya Darma Ali saling membantah
Hasil Islah berkahirlah sudah

Ka'bah simbol aqidah
Memang bukan sesembah
Ka'bah simbol penyatuan langkah
Dalam memperkuat Islam melurus tauhid kepada Allah

Lambang ka'bah kini telah berubah
Partai ka'bah membuat ummat gundah
Kedua kubu saling nyatakan yang paling sah
Mungkin ini memang rahasia Allah
Partai ka'bah akan maju melangkah
Ataukah justru akan menjadi memori indah sejarah

Puisi Timur Tengah Berdarah

 
Timur Tengah Berdarah
Karya Arka

Memang benar sabda Rosulullah
Ummatnya akan terpecah belah
Banyak jumlah tapi bagaikan buih yang lemah
Debat aqidah justru timbul konflik berdarah

Ulama rajin berdakwah
Belajar agama ke Timur Tengah
Pulang studi sibuk debat hukum syariah
Ummat bingung mencari penengah
Akhirnya sibuk debat berbantah

Berbantah tanpa musyawarah
Diskusi ilmiah tidak terarah
Alquran hadist ditinggallah sudah
Musuh Islam datang memberi arah
Adu domba pastilah sebagai celah
Banyak kelompok mengaku ahlussunnah wal jamaah
Sunni dan Syiah bermusuhlah
Kalimat Allah dijadikan sumpah
Kini tercatat dalam sejarah
Timur Tengah sibuk konflik berdarah

Puisi Jokowi Duduki Kursi

 
Jokowi Duduki Kursi
Karya Arka

20 Oktober 2014 Jokowi gagah berani
Memakai jas hitam dasi merah berpeci
Dalam sidang MPR RI
Bersumpah atas nama Allah Ilahi Robbi
Menjabat sebagai presiden negeri ini

Jokowi angkat tangan salam tiga jari
Persatuan Indonesia mengandung arti
Janganlah saling membenci
Bangun negeri sikap mandiri
Tanpa tirani dan diskriminasi

Jokowi lantang berkata
Kerja..kerja..kerja
Demi wujudkan rakyat sejahtera
Demi wujudkan negara berwibawa
Dari Aceh sampai Papua

Jokowi mulai naik Mercy
Hati-hati kanan kiri
Supaya tidak terjebak rugi diri
Apalagi sampai korupsi
Karena rakyat akan hancur hati

Jokowi pimpin negeri
Semua sudah takdir Ilahi
Duduki kursi demokrasi harus selamat diri
Semoga menjadi tauladan kepemimpinan sejati
Maka rakyat sumringah ikhlaskan diri
Ucapkan Assalamua'alaikum Presiden Jokowi

Puisi Indonesia Buka Mata


Indonesia Buka Mata
Karya Arka

Rakyat Indonesia telah menyaksikan Jokowi-Jk
Bersumpah atas nama Allah Ta'ala
Mengemban amanah Rakyat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Sebagai Negara maju di dunia

Jokowi-Jk bangun negeri sekuat tenaga
Melepaskan belenggu pengkhianatan sekelompok anak bangsa
Meskipun mewujudkan cita-cita tidak semudah mengucap kata-kata
Modal sumber daya sudah tersedia
Tinggal kesungguhan untuk mengelola
Menjaga harta negara dan memberdaya kekuatan saja

Reformasi bukan komitmen tanpa makna
Anak negeri telah korbankan nyawa
Jokowi memulai dengan kata penuh motivasi nyata
Kerja..kerja..kerja
Kata-kata sepenuhnya menyatukan langkah kita
Bukti Jokowi-Jk langkah baru Indonesia
Menegaskan Jokowi-Jk bangun gerakan satu kata "Indonesia Buka Mata"

Nasib Petani Karet Merana

Nasib Petani Karet Merana
Oleh Arka'a

Karet adalah salah satu tanaman perkebunan rakyat terbesar di Bangka Belitung. Rakyat Bangka Belitung menjadi karet sebagai salah satu sumber penghasilan untuk menopang biaya hidup. Harga karet menjadi penentu dinamika pasar di Bangka Belitung. Harga karet membaik maka daya beli masyarakat juga meningkat. Akan tetapi, jika harga karet murah apabila tidak mau disebut sangat tidak berkeadilan seperti saat ini (hanya Rp 3.500,-) maka bukan hanya daya beli menurun tetapi juga gairah hidup petani juga mengabur. Penurunan harga karet disebabkan banyak faktor; 1) pemerintah tidak mau perhatian sama sekali mengatur harga karet masyarakat, 2) Pembelian karet diserahkan kepada taoke-tengkulak semata, 3) produksi getah karet masyarakat kecil karena bukan tanaman produktif lagi-sudah berusia tua, karet alam bukan unggulan, teknik penyadapan yang tradisional, jauh dari teknologi pertanian, dan masih memakai tawas, 4) petani karet tidak terorganisir menjadi kekuatan petani, 5) belum ada pabrik karet yang mampu mengolah karet dari hulu sampai hilir, 6) soal mindset petani dan pemda yang tidak berorientasi pasar dan peningktan potensi daerah, baik dari sisi pendapatan maupun peluang lapangan kerja.

Keenam faktor inilah yang harus segera diselesaikan sehingga harga karet masyarakat terus membaik dan tidak terbelenggu dalam "merana" nasib berkepanjangan. Wallahu'alambissawab (A3)

Puisi Kartu Sakti Jokowi


Kartu Sakti Jokowi
Karya Arka'a Ahmad Agin

Nak..negeri ini telah lama mati
Tidak peduli nasib kaum kere seperti kita ini
Berkali-kali kita diberi janji
Tiap lima tahun sekali
Kaum kere terus menanti
Meskipun berakhir sedih hati

Nak..Presiden Jokowi telah berjanji
Bela nasib rakyat miskin negeri ini
Beberapa kartu sudah dibagi
Ini menjadi harapan dan bukan mimpi

Nak..cepatlah berbenah diri
Jangan kamu mengemis lagi
Tinggalkan jalanan dan ambil kursi
Karena Pak Jokowi ingin kamu mulai studi
Segara kamu periksa diri
Karena Pak Jokowi ingin kita berobat digratisi

Nak..selama ini kita dijadikan objek subsidi
Tapi semua itu ternyata dimiliki pemilik kapitalisasi
Mereka membangun industri
Sementara kita hidup setengah mati tanpa ada yang peduli
Mengais butiran nasi dari tong sampah sana tong sampah sini
Orang kaya menikmati
Subsdi ternyata hanyalah buat kita dikibuli

Nak..Inilah era Jokowi
Kaum miskin harus bebas dari jeratan marginalisasi
Ambil segara kartu sakti
Jangan dengarkan debat politisi
Karena kesempatan hanya sekali
Supaya kita juga mampu bangkit diri
Untuk bangun negeri ini menjadi manusia berprestasi

Puisi Bumi Bangka Belitungku Sayang

 
Bumi Bangka Belitungku Sayang
Karya Arka'a Ahmad Agin

21 November hari spesial
Bangka Belitung menjadi terkenal
Sebagai provinsi yang legal
Bukti perjuangan anak negeri menuntut haknya secara konstitusional

Sorak gembira penuh bahagia
Dimana-mana bertegur sapa penuh euphoria
Mulai bicara kita mau apa?
Jalan kita kemana?
Pemimpin kita siapa?
Semua pertanyaan ini pun dijawab dengan sempurna
Bangka Belitung pun mulai bangkit seperti anak muda
Tanpa keraguan menerabas penghalang di depannya

Kini Bangka Belitung terus bertambah usia
Masih muda tetapi seperti tersiksa
Hutannya habis penuh lubang menganga
Sungainya kering tinggal cerita
Burung dan pelanduk tinggallah kisahnya saja
Pertanda duka mulai tiba

Bangka Belitung ibarat gadis rebutan
Semua pemuda melihat jelalatan
Tapi sayang dia ternyata tidak tahan rayuan
Mudah didapat tidak kuat godaan
Jadilah gadis sebagai bahan jualan
Mucikari jaya dia justru kelaparan
Menangislah Bangka Belitung penuh penyesalan
Hidup hanyalah penghasil uang buat orang
Inilah akhir kisah Bumi Bangka Belitungku sayang

Puisi Profesor Narkoba


Profesor Narkoba
Karya Arka'a

Ini berita duka pendidikan anak bangsa
Pendidik negeri mulai berperilaku gila
Cerdas otaknya tapi lemah jiwanya
Sang profesor melepas kelelahan asa
Menghisap narkoba bersama mahasiswa

Sang profesor hilang etika
Moral tergadaikan gelar diabaikan
Teori dilupakan hidup pada jalan kesesatan
Berkawan obat terlarang lansung kecanduan
Lupa ingatan sakaw jadi jeratan

Sang profesor mulai kesohor
Ditangkap polisi berperilaku kotor
Ditangkap polisi tanpa harga diri
Baru sadar setelah dalam jeruji
Hilang gelar menjadi akdemisi
Perguruan tinggi jadilah mimpi
Minta maaf setelah diinterogasi
Menjadi beban batin anak istri

Sang profesor sesali diri
Gelar baru akan diberi
Seorang ahli perusak moral anak negeri
Profesor narkoba dari perguruan tinggi
Semoga menjadi pembelajaran anak negeri ini

Puisi Sampah


Sampah
Karya Arka'a

Sampah
Makin parah
Pola pikir tak berubah
Masyarakat suka batah
Dimana-mana banjir air bah
Penyakit menular mewabah

Sampah
Siapa yang patut disalah
Para ahli suka debat berbantah
Bukti masyarakat negeri payah
Pola pikir kuno antah berantah
Mungkin kepalanya harus dibedah
Periksa otaknya mungkin penuh nanah

Sampah
Pembahasan yang tidak berkesudah
Habiskan uang negara milyaran rupiah
Ini pertanda negeri ini memang pecinta sampah
Senang menunggu agenda banjir tahunan sebagai teguran Allah.

Puisi Beras

Beras
Karya Arka'a

Harga beras naik ke planet Mars
Masyarakat berteriak gemas
Rakyat miskin semakin cemas
Mungkin sebagian mulai lemas
Ditambah penghasilan jatuh bebas

Harga beras ingin naik kelas
Mulai bergengsi sama dengan harga emas
Seolah-olah rakyat ini memang harus ditindas
Jadi kaum kere hidup terlindas
Harga beras menyebabkan tabungan terkuras
Ditambah naiknya harga minyak dan gas
Rakyat negeri mulai was-was
Lama kelamaan pikiran normal bisa berubah tidak waras

Oh.. pemimpin negeri ini
Dimana letak hati nurani
Tolonglah kami rakyat negeri ini
Tanam padi tapi tidak mengubah nasib petani
Tapi harga beras melambung tinggi
Mungkinkah rakyat memang dibuat supaya mati berdiri?
Apakah tidak ada lagi yang peduli?
Ngurus beras saja tidak berani
Sungguh duka bagi ibu pertiwi